Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Industri Mesin Lesu, Pengusaha Bidik Pertumbuhan dari Sektor F&B

Pengusaha memperkirakan pertumbuhan pasar logam dan mesin pada 2024 akan terdongkrak permintaan industri makanan dan minuman.
Salah satu pabrik makanan dan minuman yang sempat dikunjungi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang (18/9/2020). /Kemenperin
Salah satu pabrik makanan dan minuman yang sempat dikunjungi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang (18/9/2020). /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA -- Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA) memprediksi pertumbuhan pasar logam dan mesin pada 2024 akan terdongkrak permintaan industri makanan dan minuman.

Chairman of GAMMA Dadang Asikin mengatakan pertumbuhan industri mamin cukup impresif meskipun dari segi nilai masih lebih rendah dibandingkan permintaan dari produksi lifting minyak. 

"Saya prediksi tumbuh masih single digit, tetapi potensi itu ada, terutama potensi dari konsumsi industri food and beverage (FnB) itu tidak akan turun walaupun nilainya tidak sebanding 1 pabrik kilang minyak," kata Dadang, dikutip Kamis (7/12/2023). 

Meskipun, dia tak meyakini optimisme pertumbuhan pasar tahun depan akan diikuti dengan pertumbuhan kinerja industri mesin. Sebab, menurut Dadang, masih ada ketimpangan di lapangan. 

Saat ini, Dadang menyebut kapasitas industri mesin memiliki daya saing yang masih rendah, mengingat bahan baku yang masih impor secara keseluruhan. Sedangkan, banyak negara produsen mesin yang menawarkan harga lebih murah. 

"Mereka bisa memproduksi equipment yang jauh lebih murah dibandingkan di buat di lokal. Jadi, marketnya pasti tumbuh, tetapi kita gak tahu revenue nya apakah bisa bersaing," tuturnya. 

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri mesin dan perlengkapan sebesar Rp8,981 triliun pada kuartal II/2023. 

Adapun, nilai PDB industri mesin turun tipis 0,02% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang sebesar Rp8,983 triliun. Secara kuartalan, nilai nya turun 1,01% dari sebelumnya Rp9,04 triliun. 

Di sisi lain, pertumbuhan kinerja industri mesin juga terus menurun sejak kuartal ketiga 2022 yang tumbuh 17,67% menjadi 6,95% pada kuartal keempat 2022. Tren pelemahan kinerja industri mesin dan perlengkapan terus menurun hingga kuartal kedua 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper