Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Manufaktur Diproyeksikan Stagnan 5% Pada Tahun Politik

Kinerja industri pengolahan diproyeksi akan tetap tumbuh stagnan di level 5% pada tahun politik seiring dengan masih adanya permintaan yang kuat.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri pengolahan diproyeksi akan tetap tumbuh stagnan di level 5% pada tahun depan. Proyeksi tersebut seiring dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2%.

Senior Analyst, Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita, mengatakan industri manufaktur tahun depan masih tahan banting karena permintaan dalam negeri yang masih stabil. 

"Proyeksi manufaktur tahun depan saya masih melihat pertumbuhan 5% pada kuartal pertama dan kedua 2024," kata Ronny di JIEXPO, Rabu (6/12/2023). 

Adapun, pertumbuhan kinerja industri pengolahan tumbuh impresif pada kuartal III/2023 yakni sebesar 5,2% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi 4,94% pada periode yang sama. 

Selain kondisi pasar yang diprediksi tumbuh positif, Ronny melihat pengeluaran pemerintah dalam hal pembangunan proyek strategis nasional (PSN) dan lainnya akan mendongkrak kinerja industri. 

Sementara itu, permintaan dari global akan kembali tertekan yang akan berimbas pada subsektor manufaktur yang berorientasi pada ekspor. 

"Kalau ada kontraksi itu di global demand. Tahun depan global demand akan mempengaruhi penurunan PMI [purchasing manager's index], kalau dalam negeri itu industri masih bagus," tuturnya. 

Selain pasar ekspor, dia melihat ada tantangan terkait dengan kebutuhan impor bahan baku dan barang modal yang masih masif. Sementara, menguatnya dolar AS dapat mempengaruhi ongkos produksi. 

Di sisi lain, tekanan makroekonomi pun masih membayangi, utamanya berkenaan dengan inflasi, tantangan upah minimun yang masih cukup berat. 

"Manufaktur akan stay di 5%, karena masih progresif. Investment lumayan stabil, government spending paling stabil," imbuhnya. 

Dalam hal ini, menurut Ronny, pemerintah memiliki pekerjaan besar dan tantangan yang harus diselesaikan yakni dengan menggenjot kinerja industri hingga 25% dalam waktu 10-20 tahun ke depan. 

"Itu untuk bisa menuju Indonesia Emas 2045 itu, karena its not possible without manufacturing sector. Sektor manufaktur adalah sektor yang menandakan bahwa kita itu negara modern," pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper