Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Inflasi November 2023 Sebesar 2,86%, Kenaikan Harga Cabai Hingga Tiket Pesawat jadi Pendorong

Kenaikan harga bahan pangan, seperti cabai hingga tiket pesawat menjadi penyumbang kenaikan inflasi pada November 2023.
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta. Bahan pangan masih menjadi penyumbang utama inflasi pada November 2023. Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta. Bahan pangan masih menjadi penyumbang utama inflasi pada November 2023. Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi pada November 2023 sebesar 0,38%. Dengan besaran ini, inflasi Indonesia mencapai 2,86% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan Ytd 2,19%

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menyampaikan penyumbang terbesar adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 1,23%. Kelompok ini menyumbang andil inflasi 0,32%. Dari angka ini komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,16%, cabai rawit dengan andil 0,08%, bawang merah andil 0,03%, lalu beras andil 0,02% dan gula pasir serta telur ayam ras andil 0,01%

"Yang memberikan andil cukup signifikan ke inflasi mtm, tarif angkutan udara dengan andil 0,04%, emas perhiasan dengan andil 0,03%, serta tarif air minum andil 0,01%," ujar Edy dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Rabu (1/12/2023).

Sementara itu terdapat komoditas yang memberikan dorongan deflasi, bensin dengan andil 0,04%, ikan segar dan daging ayam ras andil 0,01

Dampak Kenaikan Inflasi Terhadap Perekonomian Indonesia

Kenaikan inflasi berdampak bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Baik dalam arti positif maupun negatif. Berikut detail dampak inflasi:

1. Menurunkan Daya Beli Masyarakat

Kenaikan inflasi dapat mengurangi daya beli masyarakat karena harga barang dan jasa naik. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dan investasi, karena masyarakat dan perusahaan mungkin lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang.

2. Menekan Nilai Mata Uang

Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan depresiasi mata uang negara. Hal ini berarti bahwa mata uang negara tersebut bisa membeli lebih sedikit barang dan jasa dari negara lain, yang dapat merugikan perdagangan internasional dan memperburuk defisit neraca perdagangan.

3. Pengaruh Terhadap Suku Bunga

Bank sentral cenderung menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi dapat membantu mengurangi inflasi, tetapi juga dapat menyulitkan pinjaman dan investasi, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

4. Peningkatan Biaya Produksi

Kenaikan inflasi biasanya disertai dengan peningkatan biaya produksi bagi perusahaan. Jika perusahaan harus membayar lebih banyak untuk bahan baku, upah, atau faktor produksi lainnya, hal ini dapat merugikan daya saing dan profitabilitas perusahaan.

5. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan. Orang yang memiliki aset atau investasi keuangan mungkin dapat melindungi nilai kekayaan mereka, sementara mereka yang bergantung pada pendapatan tetap mungkin akan merasakan tekanan lebih besar.

Kenaikan Inflasi November Sesuai Prediksi Ekonom

Tingkat inflasi pada November 2023 sesuai dengan konsensus ekonom yang meramal terjadi peningkatan, baik secara bulanan maupun tahunan.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan inflasi pada November 2023 akan mencapai 2,71% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara secara bulanan, inflasi diperkirakan sebesar 0,24% (month-to-month/mtm).

“Peningkatan ini terkait base tahun lalu dan masih terdampak dari harga pangan yang sedikit meningkat di November 2023,” katanya kepada Bisnis, Kamis (30/11/2023).

Sejalan dengan inflasi umum, Faiz mengatakan inflasi inti pada November 2023 juga diperkirakan meningkat ke 2,1% secara tahunan. Peningkatan tersebut terkait dengan persiapan Natal dan tahun baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper