Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: RI Dapat Dana Rp7,53 Triliun untuk Pembiayaan Hijau

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Indonesia mendapatkan dana US$486 juta atau Rp7,53 triliun untuk pembiayaan hijau.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kata sambutan saat Bisnis Indonesia Business Challenges 2024 di Jakarta, Kamis (23/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kata sambutan saat Bisnis Indonesia Business Challenges 2024 di Jakarta, Kamis (23/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pembiayaan hijau melalui Green Climate Fund (GCF) untuk Indonesia telah mendapatkan sebesar US$486 juta. Nilai tersebut setara dengan Rp7,53 triliun dengan kurs Rp15.500 per dolar Amerika Serikat (AS). 

“Indonesia juga bekerja dan mendapatkan green climate fund, sampai US$486 juta, dan ini di-leverage bersama-sama dengan institusi seperti Bank Dunia dan ADB,” ujarnya dalam Climate Change and Indonesia's Future: An Intergenerational Dialogue, Senin (27/11/2023) 

GCF merupakan lembaga pendanaan khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan untuk menanggapi perubahan iklim.  

Hal ini dilakukan dengan menyalurkan pendanaan iklim bagi negara-negara berkembang, yang telah bergabung bersama negara-negara lainnya dalam melakukan aksi iklim. Dalam hal ini, GCF membiayai proyek dan program yang rendah emisi. 

Dalam green climate fund tersebut, Sri Mulyani menjelaskan porsi dari equity financing sekitar 23%, sementara pinjaman sebesar 26%, dan hibah sebanyak 35%. 

 “Ada instrumen-instrumen yang akan terus di-develop, sesuai dengan kebutuhan climate change,” lanjutnya. 

Di dalam negeri, pemerintah mengembangkan instrumen fiskal dan keuangan dalam rangka pembiayaan seputar isu climate change. Salah satunya dalam bentuk instrumen green bond, yang juga dikombinasikan dengan sukuk atau syariah. 

Sri Mulyani juga melaporkan bahwa pemerintah telah menerbitkan sukuk hijau atau green bond senilai US$5 miliar secara global sejak 2018.  

Sementara instrumen sukuk retail hijau atau Green Sukuk Retail yang sangat diminati generasi muda, kata Sri Mulyani, telah diterbitkan sejumlah Rp21,8 triliun sejak 2019.  

Sri Mulyani mengungkapkan hasil audit dari lembaga internasional menunjukkan bahwaa dari instrumen tersebut telah berhasil menurunkan karbon dioksida ekuivalen atau CO2e.  

Dirinya memerinci, pada 2018 Indonesia telah berhasil menurunkan 5,7 juta ton CO2e. Pada 2019 sebanyak 3,2 juta ton CO2e dan 1,4 juta ton pada 2020. Sementara pada 2021 Indonesia menurunkan emisi sebesar 202.674 ton CO2e. 

“Ini adalah sebuah platform bersama dengan berbagai institusi, untuk men-address atau mencapai Sustainable Development Goal, di mana kita berkolaborasi, entah  menggunakan equity financing, debt financing, atau risk, atau bahkan project preparation,” jelasnya. 

Sebelumnya, Sri Mulyani memberikan perhatian khusus isu perubahan iklim di tengah sederet permasalahan serius mulai dari tensi ekonomi dan geopolitik yang terus meningkat. 

“Selain agenda ekonomi atau politik, sebetulnya Indonesia dan dunia sedang serius menghadapi climate change, dan ini membutuhkan berbagai respon dari sisi instrumen fiskal,” ungkapnya. 

Mengutip laman resmi Green Climate Fund, dari sejumlah dana yang diterima Indonesia, baru US$3,2 juta yang telah dicairkan. Sementara dana US$7,4 juta lainnya telah disetujui


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper