Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Bahan Baku Makin Loyo Imbas Utilitas Industri Manufaktur Anjlok

Penurunan impor bahan baku/penolong per Oktober 2023 ditenggarai akibat pelemahan permitaan domestik dan ekspor.
Penurunan impor bahan baku/penolong per Oktober 2023 ditenggarai akibat pelemahan permitaan domestik dan ekspor. JIBI/Bisnis
Penurunan impor bahan baku/penolong per Oktober 2023 ditenggarai akibat pelemahan permitaan domestik dan ekspor. JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan impor bahan baku/penolong per Oktober 2023 ditenggarai pelemahan permitaan domestik dan ekspor. Kondisi ini membuat pelaku usaha industri pengolahan memilih untuk menahan belanja bahan baku dan produksi. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor bahan baku penolong turun 6,08% (year-on-year/yoy) dengan nilai impor US$13,44 miliar pada Oktober 2023. 

Secara kumulatif atau hingga Oktober 2023, total nilai impor bahan baku penolong tercatat US$19,32 miliar atau turun 12,65% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengatakan impor bahan baku/penolong turun dikarenakan utilitas industri yang melemah. Adapun, utilitas industri hulu ke hilir tekstil dan produk tekstil (TPT) tercatat 50%. 

"Penurunan impor bahan baku ini juga dampak dari melesu nya permintaan TPT baik market dalam negeri, maupun ekspor karena ekonomi global yang sedang melambat," kata Jemmy kepada Bisnis, Rabu (15/11/2023). 

Kendati menjadi sinyal lemahnya produksi dalam negeri, Jemmy optimistis bahwa pelemahan impor bahan baku juga dikarenakan dorongan dari Kementerian Perindustrian untuk memaksimalkan pemanfaatan porsi bahan baku lokal. 

"Jadi yang utama bagaimana dapat meningkatkan utilisasi industri dengan memanfaatkan market lokal yang ada," ujarnya. 

Senada, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas), Fajar Budiono mengatakan impor bahan baku turun karena lesunya pasar domestik dan global sejak Juni 2023 yang menyebabkan belanja modal berkurang. 

"Kedua, impor barang jadi nya naik, masih tinggi, tetapi di Oktober kemarin ini impor barang jadi turun sedikit karena pasarnya memang sedang lemah," ungkapnya, dihubungi terpisah. 

Di sisi lain, dia mengungkap peran dari dolar yang menguat sehingga nilai tukar rupiah tergerus selama beberapa bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan pelaku usaha lebih menahan dan antisipasi untuk kenaikan nilai kurs. 

Terlebih, saat ini tren ekspansi yang masih melemah dikarenakan pelaku usaha lebih memilih untuk wait and see. "Jadi belanja seperlunya aja, tidak berani simpan barang," tuturnya. 

Untuk diketahui, porsi impor bahan baku plastik saat ini sebesar 50%, di sisi lain utilitas manufaktur industri plastik di bawah 80%. 

Fajar menuturkan, impor bahan baku yang turun dapat menjadi sinyal positif bagi industri dalam negeri untuk menunjukkan kemampuan dalam meningkatkan TKDN dalam produk manufaktur. 

"Kita sih siap-siap saja untuk supply, tetapi ya demand dalam negeri dan impor barang jadi yang harus kita cermati," pungkasnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper