Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Beberkan Kerugian Akibat Perubahan Iklim US$560 Miliar

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kerugian akibat perubahan iklim tembus US$560 miliar dan 100 juta jiwa jadi miskin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan kinerja APBN Kita edisi Oktober 2023./ Dok Youtube Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan kinerja APBN Kita edisi Oktober 2023./ Dok Youtube Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini memiliki dampak yang tak main-main. 

Dengan mengutip data World Bank atau Bank Dunia, dia menyebut implikasi perubahan iklim bisa mencapai US$560 miliar dan meningkatkan angka kemiskinan hingga 100 juta jiwa per tahunnya secara global.

"Secara global, kita juga memahami bahwa perubahan iklim mempunyai dampak yang sangat serius. Menurut perkiraan Bank Dunia, perubahan iklim dapat menyebabkan kerugian sebesar US$560 miliar dan menciptakan kemiskinan baru hingga 100 juta orang setiap tahunnya. Jadi ini benar-benar sebuah kasus yang harus kita tangani bersama," ujarnya dalam acara Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 pada Rabu (8/11/2023).

Sri Mulyani menuturkan bahwa keuangan transisi menjadi sangat penting untuk bisa mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang jauh lebih berkelanjutan bagi seluruh umat manusia.

Menurutnya, para pemangku kepentingan harus mampu memahami, mengidentifikasi, serta melakukan langkah-langkah konkrit untuk dapat memobilisasi pendanaan serta transisi menuju perekonomian hijau.

Kementerian Keuangan saat ini terus menjadi institusi yang berada paling depan dan vokal dalam membahas isu perubahan iklim. Baik itu di level domestik maupun global seperti saat Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN. 

Isu perubahan iklim juga terus didorong untuk dibahas pada forum para Menteri Keuangan untuk kemudian dieskalasi pada level pimpinan negara. Meski begitu, Sri Mulyani menegaskan bahwa isu perubahan iklim tidak hanya bisa ditangani lewat pidato semata, namun harus melalui aksi nyata.

"Semua pidato-pidato itu, semua komitmen itu, bisa benar-benar diuji pada isu atau permasalahan yang sesungguhnya. Dan inilah mengapa Indonesia dalam banyak partisipasinya, kami selalu membahas dan menyajikan kasus yang sebenarnya," ucapnya.

Dia mengungkapkan penanganan isu transisi energi di Indonesia bisa menjadi 'testing ground' bagi banyak komitmen dan diskusi-diskusi yang selama ini dilakukan. Ia pun mengungkapkan optimismenya.

"Jika kita semua bisa menyelesaikan permasalahan Indonesia, khususnya dalam transisi energi, saya sangat optimis kita bisa menyelesaikan permasalahan transisi energi dunia," ujarnya. 

Pada kesempatan tersebut, Sri Mulyani pun mengapresiasi penyelenggaraan Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 sebagai sarana komunikasi para pemangku kebijakan di level domestik dan global.

"Saya berharap bahwa ini akan menjadi salah satu platform di mana kita dapat menyajikan dan berbagi lebih banyak informasi yang sangat detil dari level kebijakan hingga tentang bagaimana pendanaan berkelanjutan dapat dimobilisasi atau bisa juga dipercepat sesuai tema yang kita usung tahun ini yaitu percepatan pengembangan keuangan transisi," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper