Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi jagung mencapai 16 juta ton pada 2024 atau meningkat jika dibandingkan 2023 yaitu sekitar 14 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menyampaikan, target tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot produksi jagung.
“Harus naik. Dikasih tahu pak Menteri [Amran Sulaiman] genjot produksi [jagung] 16 juta ton,” kata Suwandi kepada Bisnis di Grand Sahid Jaya, Rabu (8/11/2023).
Berdasarkan data sementara Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung pipilan dengan kadar air 14% pada 2023 tercatat sebanyak 14,46 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan 2022 yang tercatat mencapai 16,52 juta ton.
Untuk menggenjot produksi jagung di 2024, Suwandi mengatakan Kementan telah mempersiapkan sejumlah upaya. Di antaranya, melakukan peningkatan indeks pertanaman (IP), yang biasanya dilakukan sekali dalam setahun kini menjadi dua kali dengan cara tumpang sisip atau relay cropping.
Kemudian, menanam jagung di area lahan tidur, terlantar, tumpak sari, dan lahan yang dapat ditanami jagung, serta meningkatkan produktivitas.
Baca Juga
“Kita arahkan petani untuk menggunakan varietas yang unggul, tersertifikasi,” ujarnya.
Suwandi menambahkan, tahun ini merupakan tahun pertama transisi dalam pendataan BPS sehingga Kementan banyak melakukan penyesuaian terkait angka-angka, termasuk produksi komoditas jagung.
“Baru pertama kali sehingga banyak kita menyesuaikan juga dengan data [KSA BPS] itu untuk kalkulasi target kita ke depan,” pungkasnya.
Di sisi lain, Amran menargetkan Indonesia mencapai swasembada jagung paling lambat tiga tahun mendatang. Dia menyebut, Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengakselerasi produksi jagung dalam negeri, mengingat saat ini Indonesia membuka keran impor untuk komoditas jagung.
“Paling lambat tiga tahun swasembada [jagung] lagi,” kata Amran kepada Bisnis di Grand Sahid Jaya, Rabu (8/11/2023).