Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut kondisi trafik penumpang dan penerbangan dari Bandara Kertajati menunjukkan hasil positif setelah resmi beroperasi penuh mulai 29 Oktober 2023.
Sebagai informasi, Bandara Kertajati mengambilalih operasi penerbangan yang sebelumnya dari Bandara Husein Sastranegara Bandung. Kini, Bandara Husein Sastranegara hanya melayani penerbangan pesawat baling-baling (propeller) dan charter.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, kondisi yang positif tersebut didapat berdasarkan laporan dari PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II selaku operator bandara yang berlokasi di Majalengka tersebut.
“Sejauh ini dari laporan yang kami terima relatif baik, baik secara trafik ataupun 16 penerbangan yang ada di sana. Tapi, ke depannya ini akan terus dievaluasi,” kata Adita di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Rabu (8/11/2023).
Dia melanjutkan, tingkat keterisian (load factor) penerbangan dari Bandara Kertajati juga menunjukkan tren yang positif. Meski demikian, Adita belum dapat menyebutkan pergerakan jumlah penumpang di bandara berkode KJT ini secara teperinci.
Adita menambahkan, penerbangan dari Kertajati dengan tingkat keterisian dan minat yang tinggi sejauh ini dipegang oleh Denpasar, Bali. Selain itu, penerbangan dengan tujuan ke Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Medan, Sumatera Utara juga cukup diminati oleh pengguna.
Baca Juga
Sebelumnya, Bandara Kertajati diperkirakan mampu melayani sebanyak 5,6 juta hingga 12 juta penumpang per tahunnya hingga 2024.
Melihat potensi tersebut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong semua stakeholder baik kementerian/lembaga, pemda, Dinas Pariwisata, hingga pelaku usaha untuk mendukung penuh kegiatan penerbangan di Kertajati.
“Karena dengan makin baiknya konektivitas diharapkan akan meningkatkan perekonomian dan potensi wisata yang akan mendorong kesejahteraan masyarakat, serta mempersatukan Indonesia,” kata Budi Karya.
Bandara Kertajati sendiri memiliki luas lahan sebesar 1.800 hektar, dengan luas terminal penumpang 121.000 meter persegi dan terminal kargo 90.000 meter persegi, serta panjang runway 3.000 meter x 60 meter. Dengan begitu, penerbangan luar negeri baik dari Asia, Eropa, dan negara lainnya, bisa langsung mendarat di Jawa Barat.