Bisnis.com, JAKARTA -- Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menilai fluktuasi harga minyak mentah dunia tidak terelakkan jika perang di Timur Tengah terus berkecamuk.
Seperti diketahui, kekhawatiran di pasar minyak internasional mengemuka di tengah pendudukan Israel atas wilayah Palestina di Gaza yang meluas. Pendudukan Israel di tanah Palestina ini berpotensi menarik Iran selaku pengekspor minyak utama.
Adapun, mengutip dari Bloomberg, Selasa (31/10/23) Iran sebelumnya pernah menyerukan embargo minyak terhadap Israel atas serangan udaranya di Gaza. Seruan itu menyebabkan harga minyak mentah di bursa berjangka meningkat meski kini perlahan menurun. Pada perdagangan hari ini (1/11/2023) pukul 6:25 PM dalam terminal Bloomberg, harga minyak berada pada level US$81,49 per barel untuk WTI dan US$87,41 per barel untuk jenis brent.
Mohammad Boroujerdi menuturkan bahwa ketidakamanan secara umum akan mempengaruhi pasar, terutama secara spesifik terhadap pasar perminyakan dunia.
“Tentu saja masalah yang terjadi akan mempengaruhi pasar internasional minyak di dunia,” jelas Boroujerdi di Kediaman Duta Besar Republik Islam Iran, Jakarta, Selasa (31/10/23).
Boroujerdi kemudian juga menuturkan bahwa dalang dari semua hal, yang meliputi ketidakstabilan dan ketidakamanan adalah rezim zionis Israel, yang tindakannya pasti mempengaruhi pasar.
Baca Juga
Menimbang hal tersebut, Iran kemudian ingin agar gencatan senjata terjadi dan peperangan dapat berhenti. Dia mengharapkan berbagai masalah kawasan ini dapat diselesaikan secara demokratis.
Timur Tengah sendiri menyumbang sepertiga dari pasokan minyak mentah global, dan kekhawatiran eskalasi perang dapat menyebabkan serangan terhadap kapal tanker minyak, maritim dan berkurangnya ekspor dari Iran.
Iran sendiri menuturkan bahwa keputusan mengenai pendudukan Israel di Palestina di Gaza bergantung pada perkembangan kedepannya.
“Kami akan mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan di lapangan, seberapa jauh kepentingan Iran terancam,” jelas Boroujerdi.
Ia juga menuturkan bahwa Iran siap dan sempurna, untuk melindungi kepentingan negaranya dan melindungi Iran dari berbagai invasi, termasuk perbuatan Israel ke warga Palestina.
Di lain sisi, Boroujerdi menuturkan bahwa Iran tidak mengakui negara Israel, dan mengakui negara tersebut sebagai rezim yang menduduki wilayah Palestina.
“Oleh karena itu, bentuk kerjasama apapun dengan rezim yang ilegal, yang menduduki negara orang lain adalah hal yang kami tidak harapkan, dan kami menyerukan negara-negara dunia, khususnya negara-negara Islam agar tidak bekerjasama dengan sebuah rezim ilegal, yang kerjanya menduduki negara lainnya,” jelasnya
Adapun, Iran menuturkan bahwa sampai dengan tidak terjadinya pemilihan umum, referendum di wilayah Palestina, dan sampai masyarakat negara tersebut tidak memilih bentuk pemerintahan yang mereka harapkan, Iran beranggapan bahwa tidak ada negara yang bernama Israel.