Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JICA Jepang Pamer MRT ke Sri Mulyani Saat Menko Luhut Sebut China Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Presiden Jepang International Cooperation Agency (JICA) Tanaka Akihiko menemui Menteri Keuangan Sri Mulyani tekait kesuksesan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA –– Presiden Jepang International Cooperation Agency (JICA) Tanaka Akihiko memuji pesatnya pembangunan di Indonesia, termasuk Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. 

Dalam cuplikan pertemuan itu, Tanaka menyebut Indonesia adalah mitra strategis sangat penting bagi negara Matahari Terbit itu. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam laman instagramnya menyampaikan pertemuannya dengan Tanaka, yang memimpin lembaga pemberi pinjaman dan dukungan teknis pembangunan bagi negara-negara berkembang, menyampaikan pada pertemuan ini juga dibahas berbagai potensi kerja sama yang dapat Indonesian Aid dan JICA lakukan.

Menurutnya, pemerintah Indonesia sedang fokus membangun infrastruktur di seluruh daerah Indonesia, mulai Aceh hingga Papua. Titik ini juga dapat menjadi fokus kerja sama antara Indonesia dengan JICA untuk mengakselerasi pemerataan pembangunan.

"Salah satunya terkait pilar Indonesia Emas 2045, yaitu pemerataan pembangunan. Saya juga menyaksikan penandatanganan MoU antara Indonesian Aid dengan JICA terkait dimensi-dimensi kerja sama yang baru antar kedua belah pihak," tulisnya pada unggahan @smindrawati, dikutip Selasa (31/10/2023). 

 Sri Mulyani juga menyampaikan Presiden JICA itu memuji pengelolaan MRT Jakarta yang sudah kelas dunia dari sisi ketepatan waktu serta perawatan asetnya. Bahkan menurut Sri Mulyani megutip Tanaka, pengelolaan MRT Jakarta yang dalam catatan Bisnis dibantu pembiayaannya oleh JICA mencapai lompatan lebih cepat dari Tokyo Metro. 

“Saya harap, kerja sama yang terjalin antara Indonesia dengan JICA ini dapat membawa kebaikan bagi Indonesia dan juga dunia. Pembangunan bukanlah proses yang simpel, perlu sinergi antar negara-negara di dunia. Untuk mencapai kesejahteraan bersama,” katanya. 

Sebagaimana diketahui, hubungan Indonesia dengan Jepang melalui JICA telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun. Keberadaan MRT di Jakarta pun tidak terlepas dari kontribusi JICA. 

Pembiayaan Kereta Cepat Jakarta Surabaya

Kehadiran Presiden JICA ke kantor Sri Mulyani dan memuji kemampuan MRT Jakarta berdekatan dengan pernyataan  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, tentang kelanjutan Kereta Cepat Jakarta hingga Surabaya. 

Sebagai gambaran, kereta cepat awalnya merupakan proyek studi JICA untuk Indonesia. Di tengah jalan, pemerintahan Presiden Joko Widodo mengalihkan proyek itu ke konsorsium China yang tidak mensyaratkan jaminan pemerintah untuk rute Jakarta–Bandung. Sedangkan Jepang melalui JICA menuntut jaminan pembayaran dari APBN sebelum proyek dimulai. Walau demikian, saat biaya pembangunan proyek dengan China membengkak pemerintah pada akhirnya juga menerbitkan penjaminan untuk proyek kereta tercepat di Asia Tenggara ini. 

Setelah kereta cepat Jakarta – Bandung beroperasi, pemerintah mengumumkan akan memperpanjang rute hingga Surabaya. Menko Luhut menyebut China telah menawarkan bunga pinjaman yang jauh lebih murah untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.

"Pak Jokowi mau kereta cepat Jakarta-Surabaya diterusin. Tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan, malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan banyak negara lainnya," ujar Luhut dalam unggahan video di akun media sosial Instagram miliknya @luhut.pandjaitan, dikutip Minggu (29/10/2023).

Luhut percaya diri bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal berjalan mulus seiring pengalaman Indonesia menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh bersama China. Dia pun menyebut, persoalan utama yang menjadi prioritas untuk diselesaikan dalam proyek angkutan massal itu adalah pembebasan tanah.

"Teknologi kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman. Kan masalah kunci pertama ini pembebasan tanah yang tidak jelas-jelas itu. Sekarang dengan kita punya pengalaman, we don't have a problem anymore," ujar Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper