Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganjar & Prabowo Sesumbar Ekonomi RI Tumbuh 7%, Anies Gimana?

Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto janjikan pertumbuhan ekonomi RI 7% jika mereka terpilih. Anies Baswedan?
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres), yang akan bertarung di Pilpres 2024, telah mencanangkan target pertumbuhan ekonomi yang optimistis di atas 5% bahkan mencapai 7%.

Angka tersebut sebagaimana upaya pemerintah untuk menjadi Indonesia Maju 2045 dengan syarat tersebut.  

Pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka atau Prabowo-Gibran secara tersirat mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air untuk mampu menuju 7%.  

“Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6% hingga 7%. Pertumbuhan ini perlu didukung dengan penguatan peran pemerintah dalam roda ekonomi dan pembangunan bangsa sesuai falsafah Ekonomi Pancasila,” sebagaimana tertulis dalam dalam Visi, Misi, dan Program Prabowo-Gibran, dikutip Senin (30/10/2023). 

 Sederet janji pasangan Prabowo-Gibran untuk mencapai hal tersebut, di antaranya seperti rumah murah, melanjutkan pembangunan IKN, hilirisasi, peningkatan ekonomi kreatif, hingga menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru. 

Pasangan lainnya, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, juga memberikan janji pertumbuhan ekonomi tanpa rentang angka, yakni tepat di 7%. 

“Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7%,” tulis dokumen Visi Misi Ganjar-Mahfud MD.  

Duet Mantan Gubernur Jawa Tengah dengan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut menjanjikan strategi untuk mencapai angka tersebut, dan keluar dari middle income trap (MIT). 

Ganjar-Mahfud mencanangkan strategi dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru.  

Selain itu, pertumbuhan industri manufaktur di 7,5%-8%. Optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus untuk mempercepat industrialisasi dan investasi.

Berbeda dengan dua pasangan sebelumnya, Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar atau Anies-Cak Imin yang menjadi pendaftar pertama di KPU justru mematok pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.  

“Mendorong efisiensi anggaran dengan memprioritaskan belanja produktif dan menekan belanja non produktif untuk menghasilkan ruang fiskal yang lebar dan pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 5,5%- 6,5% per tahun [2025-2029],” tulisnya.  

Faktanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan belum dapat menyentuh angka 7%, setidaknya sejak Susilo Bambang Yudhoyono menjabat. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi di era pemerintahan SBY sempat menyentuh 6,9% pada 2007.

Sementara dalam 9 tahun kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), ayah dari cawapres Gibran Rakabuming, tak pernah sekalipun pertumbuhan ekonomi menyentuh 6%, sebagaimana janji Jokowi dalam pemerintahannya. 

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Tauhid memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di atas level 5% dalam lima tahun ke depan.  

Namun, dirinya menilai sulit bagi ekonomi Indonesia dapat tumbuh menuju 7%, di tengah tekanan global yang terjadi saat ini.   

“Kalau sampai akhir 2029, masih bisa sekitar 5,5%. Namun rasanya kalau 7% sangat sulit,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Sementara Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan dalam lima tahun ke depan, ekonomi global masih melambat, terutama karena berlanjutnya konflik geopolitik, fluktuasi harga komoditas, hingga terjadi fenomena deglobalisasi.  

“Kalau sisi permintaan globalnya turun, misalnya China ekonominya melambat maka sangat menantang bagi Indonesia untuk tumbuh diatas 5,5% apalagi 7%,” tuturnya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper