Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuturkan bahwa perjalanan menuju pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping, yang diharapkan tersebut dinilai tidak akan mulus.
Mengutip Reuters, Senin (30/10/23) Biden dan Xi diharapkan akan bertemu dalam pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation di San Fransisco pada bulan depan. Pejabat kedua negara secara prinsip telah setuju untuk pertemuan tersebut, namun keduanya masih memerlukan persiapan.
Namun, Wang sendiri menjelaskan bahwa kedua negara tidak dapat mengandalkan ‘autopilot’ untuk mencapai pertemuan selama KTT di San Fransisco tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari kedua belah pihak untuk mencapai konsensus.
Lanjutnya, Wang menuturkan bahwa kedua negara akan bekerja sama untuk keberhasilan realisasi pertemuan tersebut. Kedua belah pihak juga akan berupaya meningkatkan hubungan dan berharap hubungan akan stabil sesegera mungkin.
Sebelumnya, selama berdiskusi dengan Wang, Biden menekankan pentingnya mengelola persaingan dan menjaga jalur komunikasi dengan China. Sayangnya, pembicaraan antara pemimpin AS dan menteri China tersebut tidak menghasilkan pengumuman apakah kedua presiden akan bertemu.
Berdasarkan catatan Bisnis, Biden dan Xi diketahui berbicara terakhir kali ketika bertemu di KTT G20 di Bali pada 2022. Adapun, kedua belah negara telah bekerja selama berbulan-bulan, untuk mengatur pertemuan Biden dan Xi dana KTT Asia-Pacific Economic Cooperation tersebut.
Baca Juga
Wang Yi telah mengadakan pertemuan selama dua hari di Washington dengan Menlu AS Antony Blinken, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Biden di Gedung Putih.
Para pejabat menggambarkan bahwa diskusi yang berlangsung selama lebih dari enam jam sebagai diskusi yang terbuka. Keduanya membahas berbagai masalah seperti kebijakan Beijing di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong.
Kemudian, kedua negara membahas mengenai perselisihan di Laut China Selatan, upaya anti narkotika, dan Sullivan dan Wang juga membahas mengenai tantangan keamanan global termasuk Timur Tengah dan Rusia.
Menurut para pejabat, AS sendiri juga menekan China untuk mengambil pendekatan yang lebih konstruktif di Timur Tengah, ketika AS berusaha mencegah perang Israel-Hamas agar tidak meningkat dan menyeret negara-negara atau kelompok-kelompok lain.
Dalam pertemuan tersebut, Wang Yi juga menegaskan bahwa China tidak ingin berpihak pada kedua konflik tersebut, dan mendesak gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
China juga terus memasok Rusia dengan bantuan untuk mendukung perangnya di Ukraina, meskipun sejauh ini tidak ada bukti bahwa China telah melewati batas dalam memberikan dukungan.