Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) disebut akan turut terlibat dalam proyek LRT Bali yang ditargetkan dapat groundbreaking pada tahun 2024 mendatang.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menjelaskan keterlibatan perusahaan merupakan bentuk tindak lanjut dari nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Bali beberapa waktu yang lalu.
Tuhiyat menuturkan, keterlibatan PT MRT Jakarta sejauh ini adalah sebagai konsultan. Dia mengatakan, PT MRT Jakarta memberikan masukan dan saran terkait desain, perencanaan, skema pendanaan, pembangunan stasiun, rute, dan lainnya.
"Keterlibatan kami adalah bentuk tindaklanjut MoU itu. Pemerintah Provinsi Bali melihat PT MRT Jakarta dan Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki pengalaman dalam merancang dan membangun transportasi massal seperti LRT ataupun MRT," kata Tuhiyat dalam Konferensi Pers di Jakarta pada Rabu (25/10/2023).
Dia mengatakan, perusahaan juga telah menerjunkan tim ad hoc yang berkoordinasi dan berkomunikasi secara konstan dengan pihak-pihak terkait di Bali.
Tuhiyat juga menyebut sebuah Perusahaan Daerah juga telah ditunjuk Pemprov Bali untuk mengurus seluruh kebutuhan terkait pengkajian LRT Bali sebelum nantinya dibentuk perusahaan tersendiri yang akan mengurus transportasi LRT ini.
Baca Juga
Adapun, Tuhiyat juga belum dapat memastikan peran MRT Jakarta ke depannya dalam pembangunan LRT Bali.
Dia menuturkan, peran definitif pihaknya dalam proyek LRT Bali baru akan ditetapkan setelah adanya Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebagai bentuk tindaklanjut dari MoU yang telah diratifikasi Pemprov Bali dan Pemprov DKI Jakarta.
"Dalam PKS nanti akan dirinci seperti apa peran kami. Apakah sebagai operator, shareholder, kontraktor, atau yang lainnya," jelasnya.
Dia menambahkan, pembahasan terkait LRT Bali juga terus dikebut oleh pemerintah. Tuhiyat mengatakan, pemerintah akan mengadakan rapat terbatas (Ratas) yang membahas kelanjutan rencana proyek ini.
Dia menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan groundbreaking LRT Bali dapat dilakukan pada tahun depan.
"Konon katanya Pak Presiden atau Pak Menko Marves menginginkan Bali groundbreaking 2024. Bila tidak, minimal tahun depan itu sudah financial close," kata Tuhiyat.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengonfirmasi konsorsium asal Korea Selatan tengah melaksanakan studi kelayakan atau feasibility study untuk proyek LRT Bali.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, studi kelayakan dilaksanakan oleh konsorsium yang terdiri atas Korea National Railways (KNR), Korea Railroad Corporation atau Korail, KRC Co. Ltd., Saman Co. Ltd. dan Dongmyeong Co. Ltd.
"Untuk saat ini kajian kelayakan ditargetkan rampung sekitar Maret 2024," kata Adita.
Dia menjelaskan, konsorsium yang menggarap studi kelayakan ini belum memenangkan hak untuk mengerjakan proyek LRT Bali. Proses lelang tetap akan dilakukan setelah studi kelayakan rampung dengan skema pembiayaan dan aspek teknis yang jelas.
Dengan demikian, konsorsium yang menggarap studi kelayakan ini belum tentu akan mengerjakan konstruksi proyek LRT Bali.
"Konsorsium Korsel ini belum memenangkan proyek ini, baru untuk yang studinya, tetapi sebagai pemrakarsa, mereka akan dapat keuntungan berupa right to match atau persentase tertentu atas penawarannya," kata Adita.