Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nah Lho! Jokowi Ngaku MRT dan LRT Proyek Rugi, Tapi...

Presiden Jokowi blak-blakan soal untung rugi proyek MRT dan LRT. Ini penjelasannya.
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal untung rugi proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dan Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek.

Jokowi mengatakan bahwa rencana pembangunan MRT Jakarta sempat mandek selama 26 tahun dikarenakan berdasarkan perhitungan pemerintah, proyek ini tidak memberi keuntungan.

“Sepanjang 26 tahun, rencana itu ada waktu saya masih menjadi Gubernur, rencana itu ada, tetapi tidak dieksekusi. Memang ada problemnya. dikalkulasi, dihitung, selalu rugi. Kesimpulan rugi, hitung lagi, kesimpulan rugi,” katanya di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan keberhasilan pembangunan proyek MRT merupakan keputusan politik, bukan keputusan ekonomi. 

“Karena diitung untung ruginya boleh, tetapi kalau diitung dan selalu rugi, apakah kita tidak akan  bangun namanya MRT?” katanya.

Jokowi mengatakan hal yang sama juga diterapkan pada LRT. Namun demikian, kerugian dari proyek LRT dapat ditutup dengan menerapkan jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP).

“LRT pun juga sama seperti itu, hanya bagaimana menutup kerugian itu dari sebelah mana, dari anggaran apa, dari penerimaan apa, itu yang harus dicari. Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing,” jelasnya.

Jokowi menegaskan bahwa pembangunan proyek LRT juga keputusan politik karena memang merupakan kewajiban pemerintah untuk memberikan pelayanan publik, sehingga tidak hanya mempersoalkan untung rugi seperti perusahaan.

“Saya putuskan dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban, karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper