Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu 2024 Bikin Seret Penjualan Alat Berat, Merosot 11% Secara Tahunan

Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) mengaku penurunan penjualan alat berat lebih dikarenakan setopnya proyek infrastruktur.
Alat berat membersihkan area penimbunan batu bara./ Bloomberg - Nicolo Filippo Rosso
Alat berat membersihkan area penimbunan batu bara./ Bloomberg - Nicolo Filippo Rosso

Bisnis.com, JAKARTA- Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) mencatat penurunan penjualan alat berat sebesar 11% (year-on-year) pada kuartal III/2023. Hal ini seiring dengan melemahnya harga batu bara dan minimnya serapan anggaran pada proyek infrastruktur. 

Ketua Umum PAABI, Etot Listyono mengatakan turunnya penjualan alat berat disebabkan permintaan yang melemah di sektor konstruksi dan pertambangan, khususnya batu bara dan nikel. 

"Kalau akhir September 2023 itu dari data yang masuk untuk market size-nya 14.000-an unit jadi memang ada penurunan sekitar 11% dibandingkan periode tahun lalu," kata Etot kepada Bisnis, Kamis (26/10/2023). 

Di sektor konstruksi, Etot melihat serapan anggaran untuk proyek-proyek infrastruktur tertahan menjelang Pemilu 2024. Sentimen tersebut memicu proyek infrastruktur yang tidak berjalan sesuai alokasi anggaran. 

Sementara itu, di sektor pertambangan, harga batu bara kembali pada kondisi normal, cenderung melemah sehingga banyak pelanggan yang wait and see untuk melihat perkembangan harga komoditas ke depannya. 

Adapun, berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2023 melemah 1,16% atau 1,6 poin ke level US$136 per metrik ton pada penutupan perdagangan Rabu (25/10/2023). 

Harga komoditas batu bara kontrak Oktober 2023 juga melemah sebesar 3% atau 3,5 poin ke level US$136,5 per metrik ton. 

"Dua faktor itu yang mungkin juga mendorong terjadinya penurunan di permintaan alat berat. Kalau agroforestri masih stabil, tidak signifikan berpengaruh," ujarnya. 

Di sisi lain, menurut Etot, penurunan penjualan alat berat tahun ini terbilang wajar setelah industri menikmati masa 'honeymoon' selama 2 tahun ke belakang. 

Sejak awal 2021 hingga awal 2023, Etot mencatat peningkatan penjualan alat berat yang signifikan. Pascapandemi, permintaan mulai naik hingga produsen harus meningkatkan kapasitas produksi dan menaikkan alokasi impor pada tahun 2022. 

"Demand terus meningkat sampai 2022 artinya kalau kita hitung sampai 2023 kuartal 3. Agustus 2023 itu sudah terjadi pnurunan, jadi honeymoon nya itu hampir 2 tahun lebih," tuturnya. 

Sementara, dari sisi poduksi alat berat di Indonesia pada kuartal III/2023 mengalami penurunan sekitar 3,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY). 

Berdasarkan data terbaru Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) pada Senin (25/10/2022), produksi alat berat mencapai 6.248 sampai kuartal III/2023, turun 3,16% secara YoY dari 6.452 unit. 

Produksi alat berat masih didominasi oleh hydraulic excavator sebanyak 5.279 unit. Kemudian disusul oleh bulldozer 593 unit, dump truck 345 unit, dan motor grader sebanyak 31 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper