Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatatkan produksi tembaga mencapai 436 juta pound selama triwulan ketiga 2023. Torehan itu naik 14,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di level 381 juta pound.
President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk mengatakan, produksi tembaga dan emas pada triwulan III/2023 naik signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Produksi untuk tembaga triwulan ini lebih dari 400 juta pound dan emas lebih dari 500.000 ounce, menunjukkan betapa besar skala dari operasi ini,” kata Kathleen dalam conference call FCX kuartal III/2023, dikutip Minggu (22/10/2023).
Tepatnya, produksi emas dari Tambang Grasberg mencapai 528.000 ounce atau naik 18,65% dari posisi tahun sebelumnya di angka 445.000 ounce.
Adapun, penjualan konsolidasi konsentrat tembaga PTFI selama triwulan III/2023 ini mencapai 430 juta pound, lebih tinggi dari torehan periode yang sama tahun lalu di level 381 pound. Adapun, harga realisasi penjualan rata-rata berada di level US$3,77 per pound selama kurun 3 bulan terakhir.
Di sisi lain, penjualan emas konsolidasi PTFI mengalami penurunan ke angka 395.000 ounce, dari sebelumnya berada di level 476.000 ounce pada triwulan ketiga 2022. Turunnya penjualan emas dalam bentuk lumpur anoda itu disebabkan karena penyesuaian izin ekspor, sekitar 75.000 lumpur anoda masih ditangguhkan untuk ekspor saat ini.
Baca Juga
Dengan asumsi harga emas rata-rata sebesar US$1.900 per ounce pada kuartal IV/2023 dan torehan volume penjualan saat ini dan perkiraan biaya, biaya tunai bersih per unit untuk PTFI diperkirakan mencapai US$0,15 per pound tembaga hingga akhir 2023.
Lewat tiga blok tambang yang saat ini beroperasi di kawasan Grasberg, kapasitas produksi tahunan PTFI mencapai di angka sekitar 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas.
“Biaya tunai bersih kami secara konsolidasi rata-rata US$1,37 per pound pada kuartal ketiga 2023 mirip dengan triwulan tahun lalu. Peningkatan dari panduan kami di angka US$1,61 per pound sebagian besar mencerminkan dampak dari bea keluar di Indonesia,” kata Quirk.
Sementara itu, Quirk menuturkan, progres pembangunan smelter tembaga Manyar PTFI di Gresik, Jawa Timur telah mencapai sekitar 84%.
Menurutnya, eksekusi proyek smelter dengan nilai investasi US$3 miliar tersebut berjalan dengan baik dan timnya sangat fokus untuk menyelesaikan proyek tersebut secara efisien.
Konstruksi smelter Freeport Indonesia itu diharapkan dapat rampung dan mulai mencapai komisioning pada kuartal II/2024 dengan jadwal ramp-up hingga akhir tahun 2024.
“Kontruksi smelter telah mencapai 84%, dan kita akan mulai peningkatkan produksi pada 2024,” kata dia.