Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Australia terus memperkuat hubungan perdagangan melalui kolaborasi antara pebisnis dan pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
IA-CEPA menggelar acara forum bisnis bertemakan Indonesia-Australia Growing Together pada Sabtu (21/10/2203) di ICE BSD melanjutkan rangkaian dialog kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Australia. Forum tersebut diramaikan perwakilan bisnis dan pemerintah untuk mendiskusikan percepatan implementasi IA-CEPA.
Forum bisnis ini melanjutkan momentum kunjungan Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ke Australia pada Juli 2023, yang berfokus pada peningkatan hubungan bilateral ekonomi dan perdagangan.
Atase Perdagangan Republik Indonesia di Canberra Agung Haris Setiawan mengatakan seperti ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo, hubungan bilateral dan perekonomian dengan Australia merupakan prioritas bagi Indonesia. Maka dari itu, Kementerian Perdagangan terus berupaya memaksimalkan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement.
“Kami siap memfasilitasi dan memperlancar kegiatan bisnis dan perdagangan dengan Australia demi kemitraan yang lebih substantif dan strategis,” jelasnya, Sabtu (21/10/2023).
Perdagangan antara Australia dan Indonesia telah pulih sejak pandemi Covid-19, dengan pangsa perdagangan barang bilateral Australia-Indonesia, dibandingkan dengan total perdagangan global Indonesia, pada semester pertama tumbuh dari 2,47% pada 2019, menjadi 2,65% pada 2022, dan 2,74% pada 2023.
Baca Juga
Forum bisnis ini merupakan kolaborasi kedua kalinya antara Kedutaan Besar RI di Canberra dengan Program Kerjasama Ekonomi IA-CEPA Katalis.
“IA-CEPA merupakan landasan yang sangat baik bagi hubungan ekonomi Indonesia dan Australia agar menjadi lebih dekat. Program Kerja sama Ekonomi IA-CEPA Katalis hadir sebagai pendukung kedua negara dan mitra para pebisnis,” kata Paul Bartlett, Direktur Program Kerjasama Ekonomi IA-CEPA Katalis.
Seperti diketahui, Katalis didirikan oleh pemerintah Indonesia dan Australia untuk memberikan dukungan dan keahlian bagi dunia usaha Indonesia dan Australia sesuai IA-CEPA.
Salah satu kisah sukses dukungan Katalis adalah Privy, yakni startup penyedia layanan tanda tangan digital dan verifikasi identitas Indonesia yang mulai beroperasi di Australia awal tahun ini.
Sebagai salah satu mitra Trade Expo Indonesia (TEI) 2023, Privy menjadi official digital signature partner dan fiturnya akan digunakan dalam penandatangan MoU perdagangan selama TEI dari perusahaan Indonesia dengan mitra mancanegara termasuk Australia, sehingga menjadi momen penetrasi Privy ke negara lainnya setelah Australia.