Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringgit Anjlok ke Level Terendah, Pemerintah Malaysia Minta Warga Pakai Barang Lokal

Wakil Menteri Keuangan I Malaysia mengatakan bahwa Malaysia perlu menggunakan mata uang lokal dalam kegiatan perdagangan untuk memperkuat ringgit.
Ringgit Malaysia/Istimewa
Ringgit Malaysia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan I Malaysia Datuk Seri Ahmad Maslan menuturkan bahwa Malaysia perlu menggunakan mata uang lokal dalam kegiatan perdagangan untuk memastikan nilai ringgit dan perekonomian negara tetap kuat di tingkat global.

Ahmad Maslan menuturkan bahwa penggunaan mata uang lokal secara luas dapat mengendalikan penurunan ringgit yang disebabkan oleh faktor eksternal, terutama terkait pada ketergantungan dolar Amerika Serikat (AS).

"Ini adalah langkah besar ke depan dan ringgit tidak akan terikat pada naik turunnya dolar AS seperti yang dikatakan bahwa tingkat ekonomi tergantung pada nilai tukar ringgit terhadap dolar AS,” jelasnya, seperti dikutip dari Bernama, Jumat (20/10/2023).

Dia menuturkan bahwa tingkat perekonomian Malaysia tergantung pada fluktuasi pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan proyeksi defisit atau tingkat inflasi. 

Sebelumnya, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim menuturkan bahwa pemerintah berencana untuk menggunakan pendekatan de-dolarisasi untuk mendorong perdagangan antar negara-negara lain menggunakan mata uang ringgit. 

Adapun, menurut Ahmad Maslan, Negeri Jiran tersebut perlu meningkatkan penggunaan barang lokal untuk memastikan stabilitas ringgit yang kini berada pada angka 4,76 terhadap dolar AS. 

Ketika ringgit berada pada angka tersebut, pemerintah ingin melakukan substitusi impor yang diharapkan dapat mendorong masyarakatnya lebih sering membeli barang lokal dan dalam jumlah yang banyak. 

"Ketika nilai ringgit menurun terhadap dolar AS, kita perlu meningkatkan penggunaan barang lokal seperti membeli barang lokal, memproduksi lebih banyak produk lokal, mendorong orang untuk bepergian di dalam negeri serta turis asing untuk datang ke Malaysia sebagai upaya untuk memperkuat nilai ringgit," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper