Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengklaim Pasar Tanah Abang mulai ramai kembali pasca TikTok Shop ditutup sejak 4 Oktober 2023. Namun, cerita dari para pedagang justru sebaliknya, mereka merasa keputusan tersebut tidak berdampak.
"Kalau kita lihat tadi yang jualan wajahnya udah senyum. Kalau ditanya sudah ada yang belanja, 90% sudah," ujar Zulhas saat meninjau pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jumat (13/10/2023).
Selain itu, Zulhas membeberkan bahwa kondisi serupa juga mulai terjadi di sejumlah pasar lainnya. Salah satunya, saat dia mengunjungi pusat grosir di Semarang, Jawa Tengah, menurutnya mulai ramai pengunjung.
"Beberapa hari lalu di Semarang sudah mulai agak menggeliat gitu, wajah yang dagang sudah mulai tersenyum," ucapnya.
Dia menilai pasar yang mulai bergeliat kembali merupakan buah dari penataan perdagangan online yang dilakukan pemerintah melalui Permendag No. 31/2023 sejak akhir September 2023.
Zulhas pun mengatakan bahwa besok, dirinya juga akan meninjau pusat grosir dan pasar di Makassar untuk memastikan kondisi perdagangan offline bergeliat kembali.
Baca Juga
Namun, klaim Zulhas bertentangan dengan pengakuan pedagang di Pasar Tanah Abang. Salah seorang pedagang grosir batik di Blok A, Lasmawati mengaku penjualan masih cenderung stagnan. Meskipun terlihat ada sedikit peningkatan kunjungan di Pasar Tanah Abang, tapi jumlah pembeli di tokonya tidak signifikan.
"Belum ada perubahan, masih santai. Kadang orangnya banyak tapi enggak belanja," ujar Lasmawati saat ditemui di lapaknya.
Menurutnya, penutupan TikTok Shop tidak berdampak meningkatkan omzet penjualan mereka. Bahkan, saat ini rata-rata pendapatan harian hanya sekitar Rp1 juta - Rp2 juta, jauh lebih rendah daripada penjualan saat Pasar Tanah Abang masih berjaya.
"Pengennya sih [Tanah Abang] kayak dulu lagi seperti sebelumnya," ucap Lasmawati.
Sementara itu, Siti seorang pedagang grosir pakaian anak-anak mengaku ada peningkatan penjualan usai TikTok Shop ditutup. Kendati begitu, menurutnya peningkatan penjualan itu kebanyakan terjadi hanya di toko-toko grosir.
"Kalau grosir pas TikTok ditutup sih lumayan. Penjualannya ada," ucap Siti.
Saat ini jumlah pembeli bisa meningkat, dari yang sebelumnya hanya 2 orang, kata Siti sekarang bisa sampai 7 orang.
Menurutnya, saat ini tokonya terus berupaya meningkatkan daya saing, mulai dari kualitas hingga pelayanan ke pelanggan. Hal itu diupayakan agar produknya tidak tergerus produk yang dijual online.