Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia atau World Bank melihat Indonesia perlu melanjutkan menjaga stabilitas makroekonomi untuk tetap dilirik oleh para investor yang cenderung wait and see menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.
Ekonom Utama Makroekonomi, Perdagangan, dan Investasi Bank Dunia Habib Nasser Rab mengatakan tugas Indonesia saat ini harus fokus menjaga stabilitas tersebut, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia telah stabil di level 5 persen.
“Kebijakan makroekonomi baik fiskal dan moneter saat ini tidak diperlukan untuk mendorong ekspansi siklikal karena ekonomi sudah tumbuh di level 5 persen, sehingga fokus kebijakan makro adalah terus menjaga stabilitas,” jelasnya dalam acara HSBC Summit 2023, Rabu (11/10/2023).
Saat ini pun pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berhasil menjaga inflasi di level yang terkendali, seiring dengan suku bunga acuan yang terus dipertahankan pada level 5,75 persen sejak Januari 2023.
Menurutnya, hal yang menjadi kunci dalam menarik investor di tengah situasi ini adalah Indonesia harus melanjutkan reformasi struktural.
Misalnya, adanya omnibus law UU Cipta Kerja yang meningkatkan fleksibilitas pasar kerja hingga omnibus law sektor keuangan yang bertujuan unutk mendorong stabilitas serta akses dan inklusi sektor keuangan, salah satunya melalui Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Baca Juga
Rab menyampaikan bahwa reformasi struktural yang penting untuk memperdalam kapasitas sisi penawaran, bukan tentang pertumbuhan siklus, namun pertumbuhan struktural.
“Dengan adanya Pemilu yang akan datang dan komitmen untuk melanjutkan hal ini, saya pikir ini penting untuk kepercayaan investor,” tutupnya.
Dari sisi dalam negeri, pemerintah pun masih optimistis untuk menyerap investasi hingga menuju target Rp1.400 triliun sepanjang 2023.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang semester I/2023 mencapai Rp678,7 triliun atau 48,5 persen dari target.