Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamen BUMN Harapkan Proyek RDMP Balikpapan Rampung Tahun Depan

Proyek RDMP Balikpapan didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.
Karyawan Pertamina melakukan pengawasan di fasilitas RU V Balikpapan. Istimewa/Pertamina
Karyawan Pertamina melakukan pengawasan di fasilitas RU V Balikpapan. Istimewa/Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) ditargetkan rampung tahun depan. 

Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa pengerjaan kilang minyak yang berada di Kalimantan Timur ini menunjukkan kemajuan yang baik.

“Kilang Balikpapan ada progres, di 2024 kita harapkan RDMP [kapasitas] sudah naik dari 260.000 barel per hari [bph] menjadi 360.000 bph,” kata Tiko saat ditemui di Jakarta dikutip, Selasa (10/10/2023).

Proyek RDMP Balikpapan didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kbpd menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.

Tiko menambahkan, dengan selesainya pembangunan RDMP Balikpapan nantinya, kualitas produk BBM yang dihasilkan juga akan meningkat dari Euro II menjadi Euro V.

RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Pertamina sebanyak 100.000 barel per hari, sekaligus nantinya akan menurunkan impor BBM. 

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, proyek RDMP Balikpapan memiliki tingkat kesulitan paling tinggi karena pada saat yang sama kilang existing harus terus beroperasi.

“Kita harus pastikan proyek tetap beroperasi dengan safety dan keandalan yang tinggi,” kata Nicke Widyawati

Nicke menyebut proyek ini terbagi menjadi ke dalam dua bagian. Pertama, berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selanjutnya, fokus pada peningkatan kualitas produk dari petrokimia dan LPG. 

“Untuk tambahan kapasitas ini, tentu otomatis akan langsung menurunkan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari dan ini dampaknya sangat besar terhadap current account defisit-nya Indonesia,”  imbuh Nicke.

Proyek tersebut meliputi pembangunan, new workshop & warehouse, residual fluid catalytic cracking (RFCC) feed tank, boiler, new flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper