Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Progres RDMP Balikpapan, Pertamina: Bisa Pangkas Impor BBM

PT Pertamina menjelaskan progres proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang bisa mengurangi impor BBM.
Karyawan Pertamina melakukan pengawasan di fasilitas RU V Balikpapan. Istimewa/Pertamina
Karyawan Pertamina melakukan pengawasan di fasilitas RU V Balikpapan. Istimewa/Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan bakal mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 100.000 barel per hari nantinya.

Saat ini, proyek peningkatan kapasitas kilang itu telah mengalami kemajuan 82 persen dari target penyelesaian proyek.

“Untuk tambahan kapasitas ini, tentu otomatis akan langsung menurunkan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari dan ini dampaknya sangat besar terhadap Current Account Defisitnya Indonesia,” kata Nicke saat kunjungan kerja ke Kantor Kilang Pertamina Balikpapan, Rabu (27/9/2023), seperti dikutip dari siaran pers.

Kendati demikian, Nicke menuturkan, proyek ini memilki tingkat kesulitan yang terbilang tinggi lantaran pada saat yang sama kilang eksisting mesti tetap beroperasi.

“Kita harus pastikan proyek tetap beroperasi dengan safety dan keandalan yang tinggi,” kata Nicke.

Nicke menyebut proyek ini terbagi menjadi kedalam dua bagian. Pertama berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selanjutnya fokus pada peningkatan kualitas produk dari petrokimia dan LPG.

Proyek RDMP Balikpapan didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kbpd menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V. Proyek tersebut meliputi pembangunan, new workshop & warehouse, residual fluid catalytic cracking (RFCC) feed tank, boiler, new flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.

Proyek dengan nilai investasi mencapai US$7,2 miliar atau setara dengan Rp107,26 triliun itu menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 orang pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30 persen hingga 35 persen.

Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, Kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia, yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna substitusi produk impor.

“Proyek strategis nasional ini kita dorong supaya bisa sesuai dengan target. Saya cukup bahagia dan bangga, bahwa terlepas dari tantangan Covid-19, proyek ini telah mencapai 82 persen,” kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat kunjungan kerja ke Kantor Kilang Pertamina Balikpapan, kemarin.

RDMP Balikpapan memiliki total 5.203 alat penunjang dengan berat mencapai 110.000 ton. Penunjang terberat ada pada Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) First Regenerator mencapai 1.099 ton. Adapun, alat penunjang tertinggi adalah propane atau proylene dengan tinggi sekitar 110 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper