Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) berencana untuk menambah lima armada kapal baru sampai dengan akhir tahun ini untuk mengambil bagian dalam pengembangan pasar global.
CEO Pertamina International Shipping Yoki Firnandi mengatakan bahwa selama periode Januari sampai Agustus 2023, pihaknya telah menambah lima armada kapal baru.
Nantinya, sampai dengan Desember 2023, pihaknya berencana menambah lima buah kapal lagi sehingga penambahan kapal baru tahun ini menjadi 10 buah kapal.
“Kita coba kejar sebanyak-banyaknya, up to 10, mungkin ada nambah 5 lagi [kapal],” kata Yoki di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Saat ini, Pertamina International Shipping telah mengoperasikan 305 kapal dan 98 di antaranya merupakan kapal milik Perseroan. Dari jumlah 305 kapal tersebut, sekitar 250 kapal digunakan untuk operasional domestik dan sekitar 55 kapal untuk operasi internasional.
Dengan penambahan lima kapal baru lagi hingga akhir tahun ini, PIS akan memiliki 103 unit kapal milik pada 2023.
Baca Juga
"Mungkin akhir tahun bisa 103. Itu kombinasi ada kapal gas, kapal minyak, kapal petrochemical ada semua," ujarnya.
Lebih lanjut, Yoki menjelaskan sebagian kapal baru PIS merupakan kapal dengan metode dual fuel yang mengombinasikan penggunaan bahan bakar minyak dan LNG.
"Sekarang bicara dual fuel itu mayoritas masih fuel oil plus LNG. Kalau yang lain, paling ada sedikit metanol dan sisanya belum ada dual fuel technology yang lain," ucap Yoki.
Dalam sektor perkapalan, PIS melalui anak usahanya PIS Asia Pacific menyewakan dua kapal ke PETCO Trading Labuan Company Ltd. (PTLCL) yang merupakan salah satu anak perusahaan Petronas.
Selain itu, PIS juga telah menyepakati kontrak untuk penyewaan kapal MT Papandayan kepada PTLCL dengan skema sewaan spot. Total nilai kontrak kerja sama yang telah terjalin dari periode 2021 hingga 2023 antara kedua perusahaan itu mencapai US$44,5 juta atau sekitar Rp679 miliar.
Adapun, pada semester I/2023, PIS mencatatkan pendapatan pasar non-captive sebesar US$369,9 juta atau sekitar Rp5,6 triliun atau 22,8 persen dari total pendapatan, meningkat signifikan dari proporsi 15,7 persen sepanjang tahun 2022.