Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina & Rusia Masih Berembuk Tentukan Nasib Megaproyek Kilang Tuban

Pertamina masih berdiskusi dengan mitra asal Rusia, Rosneft terkait kelanjutan megaproyek Kilant Tuban senilai Rp205,05 triliun.
Karyawan Pertamina melakukan pengecekan fasilitas kilang minyak. Istimewa/ Pertamina
Karyawan Pertamina melakukan pengecekan fasilitas kilang minyak. Istimewa/ Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) sejauh ini dipastikan masih tetap akan melanjutkan proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban bersama mitra asal Rusia, Rosneft Singapore Pte Ltd.

Wakil Menteri (Wamen) I BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa saat ini pihak Pertamina masih berdiskusi dengan Rosneft terkait kelanjutan megaproyek kilang yang berada di Tuban, Jawa Timur ini.

“Kan kita lagi diskusi karena memang Rosneft atau Rusia dengan kondisi geopoltik sekarang ada tantangan, kami lagi diskusi kira-kira seperti apa ke depan,” kata pria yang akrab disapa Tiko itu saat ditemui setelah acara Sustainable Mobility Etanol Talk 2023, Senin (9/10/2023).

Tiko menyebut, dalam waktu 6 bulan ke depan, Pertamina dan Rosneft akan berdiskusi untuk menemukan solusi terkait kelanjutan pengerjaan proyek Kilang Tuban yang diperkirakan akan menelan investasi senilai US$13,5 miliar atau setara dengan Rp205,05 triliun.

Menurutnya, pembahasan yang tengah dilakukan tersebut, sejauh ini belum mencapai keputusan terkait pencarian mitra baru untuk menggantikan Rosneft. 

“Belum sampe ke sana [ganti mitra], tapi tentunya kita melihat kondisi geopolitik dan kekuatan keuangan untuk kebutuhan investasinya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan batas waktu penyelesaian tahap keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) proyek strategis nasional (PSN) GRR Tuban hingga tahun depan. 

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, kementeriannya masih memberi tambahan waktu hingga tahun depan setelah tenggat FID proyek pengerjaan kilang baru itu beberapa kali mengalami kemunduran. 

“Masih ada waktu sampai tahun depan,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2023). 

Belakangan perusahaan Rusia itu mendapat sanksi dari negara-negara barat menyusul invasi terhadap Ukraina sejak awal 2022 lalu. Sanksi terhadap Rosneft itu menyasar pada akses pendanaan, teknologi, hingga jasa kontruksi kilang. 

Hanya saja, Tutuka mengatakan, sanksi itu beberapa waktu terakhir tidak langsung mengenai Rosneft. Dengan demikian, dia mengatakan, proyek itu masih dapat dilanjutkan untuk menentukan keputusan akhir investasi pengerjaan kilang baru tersebut. 

“Mereka masih ada waktu, jadi mereka itu bukan yang langsung kena sanksi begitu ternyata, [FID] masih bisa diputuskan,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper