Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) menargetkan dapat mengoperasikan hingga 28 unit pesawat pada akhir 2023. Meski demikian, rencana ini dibayangi oleh masalah kelangkaan suku cadang pesawat akibat perang Rusia-Ukraina.
Head of Indonesia Affairs and Policy AirAsia Indonesia Eddy Krismeidi Soemawilaga menjelaskan, penambahan armada ini dilakukan seiring dengan potensi pertumbuhan penumpang di akhir tahun.
Eddy menjelaskan, hingga semester I/2023, pihaknya telah mengoperasikan 21 unit pesawat. Jumlah tersebut telah bertambah 9 unit dari jumlah pesawat perusahaan pada semester I/2022 lalu sebanyak 12 unit.
“Targetnya sampai akhir tahun bisa sekitar 26 sampai 28 pesawat tergantung situasi. Untuk jenis pesawatnya kami akan menambah jenis Airbus A320,” kata Eddy dalam konferensi pers AirAsia Travel Fair (AATF) 2023 di Jakarta pada Jumat (6/10/2023).
Eddy mengatakan, rencana penambahan armada perusahaan dibayangi oleh faktor keterbatasan suku cadang pesawat tipe A320 yang dioperasikan CMPP. Menurut Eddy, hal ini disebabkan oleh ketersediaan bahan baku suku cadang yang berkurang akibat perang antara Ukraina dan Rusia.
Konflik tersebut, lanjutnya, turut berimbas pada proses manufaktur suku cadang terkait yang mengalami kemunduran atau penundaan. Di sisi lain, pesawat jenis A320 digunakan oleh banyak maskapai di Indonesia dan juga Asia Tenggara.
Baca Juga
“Karena demand tinggi, sementara pasokan (suku cadang) terbatas, ada keterlambatan untuk proses recovery armada pesawat,” kata Eddy.
Terkait kelangkaan suku cadang tersebut, Eddy mengatakan AirAsia dan maskapai-maskapai penerbangan lain telah berdiskusi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) terkait fasilitas khusus untuk pengadaan suku cadang pesawat.
Meski demikian, Eddy tidak merinci secara detail keputusan yang diambil oleh maskapai dan Kemenko Marves pada diskusi tersebut.
Adapun, hingga kuartal II/2023 Eddy mengatakan AirAsia mencatatkan tren pertumbuhan penumpang yang positif. AirAsia tercatat membukukan rata-rata keterangkutan atau average load factor di kisaran 84 persen hingga kuartal II/2023.
Selanjutnya, AirAsia Indonesia menargetkan average load factor hingga akhir tahun berada di kisaran 85 persen hingga 88 persen.