Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia masih melanjutkan tren penurunan. Kondisi tersebut menyebabkan turunnya optimisme industri makanan dan minuman untuk berekspansi.
Hal ini tercerminkan dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2023 yang menunjukkan terjadi penurunan level ekspansi pada subsektor industri makanan dan minuman (mamin).
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, penurunan level ekspansi pada subsektor tersebut dipicu oleh tren penurunan harga CPO dunia. Kendati demikian, industri mamin masih tetap ekspansif di level 60,2 pada September 2023.
"Subsektor industri makanan, Agustus itu IKI-nya di atas 60, bahkan mencapai 61-62, tetapi di September ini IKI-nya itu 60,2 jadi turun karena harga CPO cenderung melandai," kata Febri, dikutip Minggu (1/10/2023).
Hal ini menjadi pekerjaan bersama pemerintah dan pelaku usaha untuk mendorong kembali kinerja industri mamin di tengah harga CPO yang masih turun.
Apalagi, PDB industri mamin tumbuh sebesar 5,35 persen pada triwulan I/2023, sejalan dengan pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,03 persen dan berkontribusi sebesar 38,61 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.
Baca Juga
Di sisi lain, meskipun indeks kepercayaan di subsektor mamin turun, industri tersebut masih berada di tiga industri teratas yang melanjutkan ekspansi. Adapun, tiga industri tersebut di antaranya industri kendaraan bermotor, trailer (29), alat angkutan lainnya (60), dan bahan makanan (10).
"Tiga subsektor itu yang sangat ekspansif, baik dari segi pesanan dan produksinya itu meningkat pesat dan stok di gudang itu relatif sedikit karena pasar banyak menyerap," ujar Febri.
Secara keseluruhan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2023 turun 0,71 poin dari 53,22 menjadi 52,51. Hal ini disebabkan penurunan permintaan dunia dan harga komoditas yang turun.
Febri menjelaskan, walaupun masih di level ekspansi atau di atas angka 50 dan sebagian besar pelaku usaha masih optimistis terhadap kondisi 6bulan ke depan. Namun, tingkat pesimisme pelaku usaha cukup menghawatirkan pada September 2023.
"Pelaku usaha yang menyatakan pesimis bertambah 2,4 persen yaitu sebesar 11,6 persen. Hal ini disebabkan ketidakpastian di pasar global. Selain itu adanya kenaikan harga energi juga meningkatkan tingkat pesimisme pelaku usaha," tuturnya.