Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Ekonomi RI Terbaru dari ADB dan OECD, Kompak Revisi ke Atas

Asian Development Bank (ADB) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas outlook ekonomi Indonesia pada 2023.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat dan lalu lintas di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat dan lalu lintas di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023.

Setelah sebelumnya pesimis dengan ekonomi Indonesia, sejumlah lembaga tersebut merevisi ke atas prospek ekonomi Tanah Air pada tahun ini. 

Pemerintah Indonesia sendiri mencanangkan target 5 persen – 5,3 persen untuk pertumbuhan ekonomi 2023. Sementara Bank Indonesia memiliki target yang lebih lebar, yaitu 4,5-5,3 persen. 

Adapun, hingga kuartal II/2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI yang masih di atas 5 persen, tepatnya 5,17 persen. Sementara untuk semester I/2023, ekonomi tercatat tumbuh 5,1 persen. 

Secara umum, lembaga internasional tersebut memproyeksikan kondisi ekonomi global masih akan melambat, imbas dari pengetatan moneter global. 

OECD melihat pertumbuhan PDB global diproyeksikan akan tetap di bawah rata-rata pada 2023 dan 2024, masing-masing sebesar 3 persen dan 2,7 persen, tertahan oleh pengetatan kebijakan ekonomi makro yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

Bagaimana proyeksi ekonomi RI dari ADB dan OECD? 

  • ADB

Dalam rilis terbaru ADB - Asian Development Outlook September 2023, melihat potensi ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya di angka 4,8 persen menjadi 5 persen pada tahun ini. Sementara inflasi juga diramal lebih baik dari perkiraan ADB sebelumnya, di tingkat 4,2 persen menjadi 3,6 persen.  

ADB menilai permintaan domestik diperkirakan akan lebih dari sekadar mengimbangi perlambatan ekspor barang dalam memacu kinerja ekonomi Indonesia.

“Pada sisa tahun 2023, normalisasi penuh mobilitas dan daya beli yang lebih tinggi dengan inflasi yang lebih rendah akan mendorong rebound spending, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mungkin sedikit mengerem permintaan,” tulis ADB dalam Asian Development Outlook September 2023, dikutip Minggu (24/9/2023).  

Lembaga tersebut juga melaporkan ekspektasi umum dari pesta politik 2024 atau pemilu diyakini akan berjalan dengan lancar dan tetap memacu investasi bisnis. 

  • OECD 

Sepakat dengan ADB, OECD merevisi ke atas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,2 persen menjadi 4,9 persen pada 2023. 

Dalam OECD Economic Outlook, Interim Report September 2023, lembaga tersebut memandang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di negara-negara berkembang utama Asia, yaitu Indonesia akan stabil di 5 persen.  

“Pertumbuhan PDB di negara-negara berkembang utama Asia lainnya, India dan Indonesia, diproyeksikan relatif stabil pada tahun 2023 dan 2024: sekitar 6 persen untuk India dan 5 persen untuk Indonesia,” tulis OECD, dikutip, Minggu (24/9/2023). 

OECD juga melihat capaian inflasi Indonesia akan menurun di bawah 4 persen pada tahun ini dan semakin menurun di tahun depan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper