Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Minta China Ubah Arah Pertumbuhan Ekonomi, Fokus ke Konsumsi

IMF bakal meminta China untuk mengubah model pertumbuhan ke arah memperbanyak konsumsi domestik.
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) berencana meminta China untuk meningkatkan konsumsi domestik yang lemah, mengatasi sektor real estat yang bermasalah dan mengendalikan utang pemerintah daerah yang menyeret pertumbuhan China dan global.

Hal ini dilontarkan oleh Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, di mana permintaan ini akan disampaikan dalam tinjauan “Pasal IV” IMF mengenai kebijakan ekonomi China. Georgieva mengatakan bahwa IMF akan mendesak China mengubah model pertumbuhannya, dari investasi infrastruktur dan real estat yang didorong oleh utang.

“Saran kami kepada China adalah gunakan ruang kebijakan Anda sedemikian rupa sehingga membantu Anda mengubah model pertumbuhan ke arah lebih banyak konsumsi domestik,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/9/2023). 

Georgieva menuturkan bahwa infrastruktur tradisional, yang memompa lebih banyak uang dinilai tidak akan produktif dalam kondisi saat ini.  

Selain itu, populasi di China yang menua dan menurunnya produktivitas menekan laju pertumbuhan, seiring dengan banyaknya perusahaan AS dan Eropa yang mengalihkan rantai pasokan dari China. Masalah di sektor real estat juga menyebabkan konsumen membatasi pengeluarannya. 

"Kami sebenarnya memproyeksikan bahwa tanpa reformasi struktural, pertumbuhan jangka menengah di China dapat jatuh di bawah 4 persen," jelas Georgieva. 

Pada Juli 2023, IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi china pada 2023 sebesar 5,2 persen dan 4,5 persen pada 2024. Namun, angka ini bisa lebih rendah mengingat adanya kontraksi di sektor real estat. 

Georgieva juga menuturkan bahwa penting bagi China untuk mengatasi kepercayaan konsumen pada sektor real estat, dengan membiayai penyelesaian apartemen yang telah dibayar oleh pembeli daripada menalangi para pengembang yang bermasalah. 

Dapat diketahui bahwa IMF sedang mempersiapkan untuk mengeluarkan serangkaian perkiraan pertumbuhan global, menjelang pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pada 9-15 Oktober 2023. 

AS dinilai sebagai satu-satunya negara besar yang telah memulihkan pertumbuhan sebelum pandemi. Sementara itu, China dinilai turun empat poin persentase di bawah tren sebelum pandemi, Eropa turun dua poin persentase, dan dunia turun tiga poin persentase. 

China menghasilkan sekitar sepertiga dari pertumbuhan global tahun ini. Menurut Georgieva, tingkat pertumbuhannya penting bagi Asia dan penting bagi seluruh dunia. 

Georgieva, ketika ditanyakan mengenai komentar Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo bahwa beberapa perusahaan AS memandang China sebagai tempat yang tidak dapat diinvestasikan, dia mengatakan bahwa ada beberapa arus keluar dari China. 

“Ini adalah tren yang perlu kita pantau dengan cermat, bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper