Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Memanas, Xi Jinping dan Joe Biden Bertemu di KTT APEC?

Pejabat AS dan China membahas pertemuan kedua pemimpin, yaitu Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di KTT APEC 2023.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) berjabat tangan ketika melakukan pertemuan bilateral di sela-sela acara KTT G20, Bali, Senin (14/11/2022)./Bisnis-Youtube
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) berjabat tangan ketika melakukan pertemuan bilateral di sela-sela acara KTT G20, Bali, Senin (14/11/2022)./Bisnis-Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam pertemuannya di Malta pada 16-17 September 2023 membahas berbagai hal, termasuk kemungkinan pertemuan kedua pemimpin di San Fransisco. 

Mengutip Bloomberg, Senin (18/9/2023) menurut para sumber, Pertemuan antara Sullivan dan Yi dilakukan untuk memastikan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping siap untuk bertemu di KTT APEC di San Fransisco pada November 2023. 

Kedua belah pihak kini diketahui telah memiliki kepentingan untuk menstabilkan hubungan. Para pemimpin China berfokus pada kemerosotan ekonomi negaranya. Sementara itu, pemimpin AS berharap untuk menstabilkan hubungan jelang pemilihan Presiden 2024. 

Namun peluang dalam perbaikan fundamental dalam hubungan tersebut dinilai kecil, dimana kondisi keseluruhan hubungan AS-China masih tetap tegang. 

Pertemuan di Malta terjadi pada momen yang kritis dalam hubungan kedua negara. Pada minggu ini, Wang dijadwalkan akan berkunjung ke Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. 

Sedangkan, para pemimpin dunia lainnya dan para ajudannya sedang menuju ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Wang dan Xi tidak hadir ke agenda tersebut. 

Menurut sumber, Sullivan dan Wang dalam pertemuan tersebut membahas mengenai keterlibatan tingkat tinggi dan berkomitmen untuk melakukan konsultasi mengenai perkembangan politik dan keamanan di Asia Pasifik, isu maritim, kontrol senjata dan konsultasi perencanaan kebijakan. 

Diskusi-diskusi tersebut akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang. Kementerian Luar Negeri China juga memberikan pernyataan serupa. 

Bahas Konflik Taiwan

Kedua belah pihak tampaknya membuat poin-poin yang biasa mereka sampaikan mengenai Taiwan, meskipun Sullivan menekankan bahwa penyediaan senjata atau bantuan militer asing ke Taipei tidak berarti AS mendukung kemerdekaan Taiwan atau memandang pulau tersebut sebagai negara yang berdaulat. Dia mengatakan bahwa AS mencatat pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. 

"Pertemuan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga jalur komunikasi terbuka dan mengelola hubungan secara bertanggung jawab," jelas Gedung Putih dalam pernyataannya.

Sullivan juga diketahui menyampaikan keprihatinan AS yang sudah berlangsung lama terhadap dukungan China untuk perang Rusia dan perjalanan Wang ke Moskow. 

China juga telah mencoba untuk mengambil sikap netral dalam perang di Ukraina. Namun ,AS meluncurkan informasi tahun ini sebagai bagian dari tuduhannya bahwa China menyediakan bantuan tidak mematikan kepada Moskow.  

Gedung Putih sendiri juga memperingatkan China untuk tidak melewati batas, dengan memberikan bantuan yang mematikan. Menurut para pejabat AS pada saat itu, China sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan tersebut, namun belum menindaklanjutinya. 

Kemudian, Gedung Putih juga mengecam China atas manuver militernya yang semakin berisiko di Laut China Selatan. China berpendapat bahwa Taiwan adalah bagian dari China daratan dan harus disatukan kembali dengan paksaan, jika diperlukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper