Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Lonjakan Inflasi, Pengusaha Minta Impor Pangan Tak Dibatasi

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memandang bahwa kelancaran pasokan pangan adalah kunci untuk menahan lonjakan inflasi.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta agar impor pangan tidak dibatasi saat produksi dalam negeri memang belum mumpuni. Kelancaran pasokan pangan dipandang sebagai kunci menahan lonjakan inflasi.

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan bahwa impor pangan menjadi salah satu upaya untuk mencegah kelangkaan suplai di dalam negeri. Musababnya, saat kelangkaan terjadi maka harga pangan dan inflasi akan ikut terkerek.

Harga bahan makanan yang tinggi bukan hanya melemahkan daya beli masyarakat, tetapi juga berisiko memukul kinerja usaha, khususnya produsen makanan dan minuman yang akan mengalami kenaikan biaya produksi.

"Pelaku usaha juga akan kesulitan dengan kondisi ini [harga pangan yang tinggi]," ujar Shinta saat dihubungi, Senin (11/9/2023).

Kendati demikian, pengusaha juga memandang bahwa penguatan nilai tukar rupiah dapat membantu menstabilkan harga pangan, khususnya pangan impor. Pasalnya, harga produk pangan impor akan tetap tinggi apabila diimpor saat nilai tukar rupiah melemah. Oleh karena itu, mekanisme local currency settlement (LCS) atau diversifikasi penggunaan dolar Amerika Serikat perlu dimaksimalkan.  

"Hal itu untuk memastikan keterjangkauan harga pangan di tingkat masyarakat, meskipun didukung oleh impor," ucapnya.

Selain mengandalkan importasi dalam menjaga ketersediaan, Shinta juga mengakui pentingnya upaya peningkatan produksi pangan di dalam negeri. Misalnya, saja melalui lumbung pangan atau food estate. Namun, menurut Shinta, program peningkatan produksi pangan harus paralel dengan upaya melancarkan pasokan pangan.

Harga pangan rentan menjadi tinggi bila pemerintah tidak membantu kelancaran logistik dan meminimalisir oknum penimbun pangan di lapangan. Kelancaran logistik, kata Shinta, perlu menjadi perhatian untuk mengurangi beban inflasi.

"Apalagi BPS juga menyampaikan bahwa kenaikan harga pangan tertinggi ada di luar Jawa," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, inflasi pada Agustus 2023 sebesar 3,27 persen, tercatat sebagai kenaikan inflasi pertama dalam 6 bulan terakhir. Tren inflasi pun diproyeksikan bakal meningkat sejalan dengan tingginya harga sejumlah komoditas pangan, termasuk beras. 

Adapun, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi harga beras menyentuh 13,76 persen (year-on-year) pada Agustus 2023 menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015. Di sisi lain, inflasi harga beras secara kumulatif sejak Januari 2023 hingga Agustus 2023 tercatat sebesar 7,99 persen (year-to-date).

Sebagai upaya mengatasi kekurangan stok beras, Indonesia telah mengimpor 2 juta ton beras pada tahun ini. Pasalnya, produksi beras dalam negeri diperkirakan anjlok akibat ancaman kekeringan karena fenomena El Nino.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun mengatakan bahwa Kementerian Pertamina telah memproyeksikan adanya risiko kehilangan produksi beras sekitar 380.000 ton - 1,2 juta ton akibat El Nino ekstrem.

Data Kerangka sampel area (KSA) yang diolah Bapanas menunjukkan bahwa produksi beras Januari - Oktober 2023 lebih rendah 660.000 ton dibandingkan periode yang sama di 2022. Di sisi lain, konsumsi beras pada Januari - Oktober 2023 sebanyak 25,44 juta ton juga tercatat lebih tinggi 1,15 persen dari 2022 sebanyak 25,15 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper