Bisnis.com, JAKARTA - India sedang bersiap-siap untuk menggelar perhelatan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi pada 9-10 September 2023.
G20, yang juga dikenal sebagai Kelompok 20, adalah sebuah forum yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa. Negara-negara anggota ini adalah pemain utama dalam ekonomi global, yang secara kolektif menyumbang 85 persen output ekonomi dunia dan melakukan 75 persen perdagangan global.
Negara-negara G20 mewakili sekitar dua pertiga dari total populasi dunia," demikian dilaporkan BBC News yang dikutip pada Jumat (8/9/2023).
KTT G20 India akan berfokus pada beberapa empat sektor. Pertama, eningkatkan pinjaman kepada negara-negara berkembang. Fokusnya untuk meningkatkan dukungan keuangan kepada negara-negara berkembang melalui lembaga-lembaga multilateral.
Kedua, mereformasi struktur utang internasional. Hal itu merupakan upaya untuk mereformasi kerangka kerja utang global, memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam pengelolaan utang.
Ketiga, pengaturan mata uang kripto untuk mengatasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh mata uang kripto, termasuk kerangka kerja regulasi.
Baca Juga
Terakhir, dampak ketidakpastian geopolitik. G20 akan menilai dampak ketegangan geopolitik terhadap ketahanan pangan dan energi global.
Daftar Anggota dan Tamu KTT G20 India
Mengutip Bloomberg, Jumat (8/9/2023) Kelompok G20 terdiri dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, india, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika ditambah Uni Eropa.
Sama halnya saat perhelatan KTT Ke-43 Asean 2023, terdapat undangan lain yang mengikuti sejumlah sesi, dengan tamu tetap seperti Spanyol dan negara-negara yang menjadi ketua blok regional seperti Asean, Uni Eropa, dan organisasi seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank).
Lalu, tamu lainnya merupakan pilihan dari tuan rumah yang biasanya mencerminkan kepentingan regional atau strategis. Untuk KTT G20 saat ini, tamu yang diundang meliputi Bangladesh, Mesir, Mauritius, Nigeria, Oman, Singapura, dan Uni Emirat Arab.
Diketahui Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah mengonfirmasi kehadiran mereka. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi JInping tidak akan datang.
Isu-isu yang Akan Dibahas di KTT G20 India
Terkait agenda yang akan dibahas, topik soal isu ekonomi, perubahan iklim dan pendidikan adalah hal yang sering didiskusikan. Isu lainnya adalah agenda utama seperti dampak pandemi Covid-19 atau perang Rusia di Ukraina
Invasi Rusia dan Ukraina sendiri juga mendominasi KTT baru-baru ini, dimana efeknya membuat kesepakatan antara anggota kelompok G7 dan negara-negara Global South menjadi lebih sulit dalam mencapai kesepakatan.
Tidak hanya itu, negara tuan rumah juga mengambil pendekatan yang berpusat pada manusia, seperti pada isu-isu perubahan iklim dan ketahanan pangan.
Kemudian, kesepakatan mengenai utang negara-negara berkembang juga ‘terbukti’ menjadi masalah menjelang KTT dan kemungkinan akan tetap demikian. Hal ini lantaran China dan India berselisih mengenai hal tersebut.
Ada juga perbedaan yang muncul antara negara-negara G7 dan kelompok yang lebih luas, mengenai komitmen baru pendanaan miliaran dolar bagi negara-negara berkembang untuk memenuhi target yang didukung PBB. Hal ini meliputi kelaparan, pendidikan, hingga energi bersih dan perubahan iklim.
Terkait apakah KTT G20 kali ini akan mendapatkan kesepakatan bersama, jika berkaca pada pertemuan G20 Indonesia tahun lalu, para anggota akhirnya dapat menyepakati komunike yang mengutuk perang tersebut. Keputusan ini sebagian terjadi karena dukungan dari China dalam memilih kata-kata.
Kemudian, jika menyambung pada KTT G20 kali ini dengan ketidakhadiran Xi Jinping, maka ketegangan akan makin terasa. Jika para pemimpin juga gagal mencapai konsensus, maka pertemuan ini akan menjadi pertama kalinya sejak berdirinya kelompok tersebut berakhir tanpa ada komunike bersama.
Selain itu, negara tuan rumah juga akan membuat pernyataan ketua yang merangkum poin-poin yang disepakati negara-negara tersebut dan perbedaannya.