Bisnis.com, JAKARTA - PLTU Jawa 9 dan 10, milik konsorsium PT Indonesia Power dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), diklaim akan menjadi pembangkit listik tenaga uap (PLTU) batu bara hybrid pertama yang menggunakan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai bahan bakarnya.
Pembangkit Listrik USCR (Ultra Selective Catalytic Reduction) Jawa 9 dan 10 tersebut dioperatori oleh PT Indo Raya Tenaga (IRT), yang sahamnya dimiliki oleh Indonesia Power (subholding PLN) 51 persen dan BRPT 49 persen.
Adapun, PT Indo Raya Tenaga baru saja menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan perusahaan Korea Selatan, Doosan Enerbility, untuk pemanfaatan amonia hijau dan hidrogen hijau di PLTU Jawa 9 dan 10.
President Director Indo Raya Tenaga Peter Wijaya berharap penggunaan amonia hijau dan hidrogen hijau dapat mendukung kebijakan net zero emission Indonesia dan Korea Selatan.
“Kenapa PLTU Jawa 9 dan 10 menginisiasikan green ammonia karena seperti kita ketahui Jawa 9 dan 10 merupakan satu-satunya pembangkit yang menggunakan teknologi SCR di Indonesia. Karena adanya teknologi itu, Jawa 9 dan 10 bisa dianggap sebagai power plant hybrid yang menjadikan amonia sebagai bahan bakar hingga 60 persennya. Nah, hal itu sudah di-review dengan PLN Enjiniring dan hasilnya memuaskan,” kata Peter dalam keteranganya, Jumat (8/9/2023).
Peter menjelaskan, MoU dengan Doosan Enerbility mencakup kesepakatan kedua pihak untuk melakukan studi bersama untuk mengembangkan roadmap dan perencanaan atas permintaan dan rantai pasokan amonia hijau di Indonesia.
Baca Juga
Hingga saat ini, kata Peter, belum ada pembangkit yang menggunakan amonia hijau dan hidrogen hijau secara komersial.
Di sisi lain, Vice President Doosan Power Shin Dongkyu menyebut bahwa pihaknya selama ini mengembangkan beragam inovasi teknologi maju yang bertujuan menciptakan produk-produk ramah lingkungan dan mendukung tercapainya net zero emission.
“Senantiasa kami berupaya menciptakan produk berteknologi tinggi yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya, IRT bersama PLN Enjiniring juga bersepakat melakukan studi untuk maksimalkan penggunaan amonia hijau untuk kemungkinan penggunaannya sebagai bahan bakar PLTU Jawa 9 dan 10. Kesepakatan dimanifestasikan dalam MoU di dalam agenda KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu.
Amonia hijau dan hidrogen hijau adalah bahan bakar yang tidak menghasilkan emisi karbon dalam proses produksi dan penggunaannya. Penggunaan keduanya merupakan salah satu solusi transisi energi yang sudah mulai diadaptasi oleh negara-negara maju untuk bahan bakar pembangkit listrik dan kendaraan bertenaga listrik.