Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri (PM) China Li Qiang optimistis target pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut sebesar 5 persen akan tercapai pada akhir 2023.
“Perekonomian China kini berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan target pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen,” ujarnya dalam 26th Asean +3 Summit di sela-sela KTT ke-43 Asean di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (6/9/2023).
Padahal, ekonomi China pada kuartal II/2023 yang sebelumnya diproyeksi tumbuh 7,1 persen. Nyatanya, tumbuh tidak sesuai ekspektasi di level 6,3 persen (year-on-year/yoy).
Meski demikian, Li Qiang yang telah sampai di Indonesia sejak Selasa (5/9/2023) tersebut, mengatakan bahwa China terus memajukan pembangunan berkualitas tinggi dan modernisasi China di semua lini ekonomi.
“Perekonomian China memiliki prospek yang cerah dan akan terus menghasilkan peluang baru dan lebih besar bagi kawasan ini dan seluruh dunia,” tambahnya.
Sementara itu, Li Qiang mengaku meski terdapat banyak perbedaan antarnegara Asean +3, baik karena salah persepsi, gangguan eksternal, dan perbedaan kepentingan, pihaknya terus mencari landasan bersama.
Baca Juga
PM China tersebut juga mengingatkan bahwa dari semua perbedaan tersebut, negara-negara Asean +3 memiliki kesamaan untuk mewujudkan cita-cita bersama, sebagai epicentrum of growth.
Dalam target tersebut, semua negara Asean +3 berperan dalam menciptakan keajaiban pertumbuhan ekonomi di Asia.
Dalam 10 tahun terakhir, produk domestik bruto (PDB) gabungan negara-negara Asean +3 sebagai bagian dari ekonomi global meningkat dari 24,7 persen menjadi 27,6 persen.
“Jika kita dapat terus meningkatkan keterbukaan dan kerja sama, kita pasti akan membentuk epicentrum of global growth,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi China tercatat 3 persen sepanjang 2022 (yoy). Setelah pembukaan China dari Covid-19 pada awal 2023, seluruh dunia berharap pada akselerasi pertumbuhan ekonomi China.
Nyatanya, pertumbuhan ekonomi China kehilangan momentum dan mengalami perlambatan.