Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah dugaan adanya monopoli gabah petani oleh PT Wilmar Padi Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Ombudsman menerima laporan masyarakat soal dugaan monopoli gabah petani oleh Wilmar di wilayah Banten. Wilmar dituding membeli gabah petani dengan harga yang tinggi hingga menggilas usaha penggilingan padi rakyat.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan justru saat ini swasta juga tengah mengalami kekurangan suplai gabah. Bahkan, Arief menyebut bahwa produksi Wilmar sekarang hanya 20 persen dari kapasitas 800 ton.
"Wilmar dibilang monopoli? Monopoli di mananya, orang kurang [gabahnya]," ujar Arief saat ditemui di Gedung DPR, Senin malam (4/9/2023).
Menurutnya, saat ini pihak yang boleh disebut memonopoli beras adalah Bulog. Pasalnya, Bulog kini telah memiliki stok cadangan beras hingga 1,6 juta ton di gudangnya di seluruh Indonesia.
Adapun Arief menyebut tantangan saat ini bukan soal monopoli harga gabah, melainkan produksi yang memang minim. Kerangka sampel area (KSA) yang diolah Bapanas menunjukkan bahwa produksi beras Januari - Oktober 2023 lebih rendah 660.000 ton dibandingkan periode yang sama di 2022.
Baca Juga
Di sisi lain, konsumsi beras pada Januari - Oktober 2023 sebanyak 25,44 juta ton juga tercatat lebih tinggi 1,15 persen dari 2022 sebanyak 25,15 juta ton.
Melihat proyeksi data produksi dan konsumsi tersebut, Indonesia dianggap sulit mengikuti jejak Vietnam dan Thailand yang sukses mengekspor berasnya ke berbagai negara. Pasalnya, negara-negara tetangga tersebut memiliki jumlah penduduk tidak sebanyak Indonesia.
Membuat selisih antara produksi dan konsumsi berasnya sangat besar dan berpotensi diekspor. "Sekarang tantangan itu bukan di penggiling padinya, [tetapi] ada di produksi," tutur Arief.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (31/8/2023), anggota Ombudsman,Yeka Hendra Fatika mengatakan agar pelaku usaha yang mampu membeli gabah dengan harga lebih baik jangan dihakimi sebagai aksi monopoli terlebih dahulu.
Dia menjelaskan, di Serang bukan hanya ada PT Wilmar saja, tetapi ada juga penggilingan dengan kapasitas relatif besar, seperti Penggilingan Karya Muda, Penggilingan Ar Rahman dan Penggilingan Mugi Jaya. Jika PT Wilmar bisa menyerap 2,6 persen dari total produksi gabah di Banten, maka masih ada 97,4 persen lagi gabah lainnya yang diserap oleh penggilingan padi lainnya.
Adapun dalam pertemuan antara Perwakilan Ombudsman Provinsi Banten dan pihak manajemen PT Wilmar diperoleh informasi bahwa PT Wilmar di Serang mulai berproduksi pada Juni 2022, dan stabil berproduksi sejak Oktober 2022.
Selama kurun waktu Januari - Agustus 2023 jumlah gabah petani yang diserap PT Wilmar sebanyak 39.845 ton. Jika dibandingkan dengan angka produksi gabah di Provinsi Banten hingga bulan Agustus 2023 yang diperkirakan mencapai 1,5 juta ton, maka persentase penyerapan gabah petani oleh PT Wilmar sekitar 2,65 persen.
Dalam pertemuan tersebut juga terungkap, selama Agustus 2023, penyerapan gabah petani oleh PT Wilmar hanya 5 persen dari rata rata realisasi produksinya sebesar 5.000 ton per bulan atau 200 ton per hari. Dari minggu pertama Agustus 2023 PT Wilmar sudah menghentikan aktifitas penyerapan gabah petani.