Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wilmar Dituding Monopoli Harga Gabah Petani, Ombudsman Buka Suara

Munculnya dugaan monopoli itu lantaran PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) disebut membeli gabah petani di wilayah Banten dengan harga yang cukup tinggi.
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ombudsman RI akan mendalami soal dugaan monopoli harga gabah yang dilakukan oleh PT Wilmar Padi Indonesia (WPI).

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan, dugaan tindakan monopoli tersebut telah beredar di masyarakat dan dianggap sebagai penyebab banyaknya penggilingan padi kecil di wilayah Banten gulung tikar. WPI disebut membeli gabah petani di wilayah Banten dengan harga yang cukup tinggi.

Menurut Yeka, jika ada pelaku usaha yang mampu membeli gabah dengan harga yang lebih baik, sebaiknya jangan dihakimi terlebih dahulu.

"Kita punya lesson learned yang pahit dengan matinya PT IBU (Indo Beras Unggul), beberapa tahun lalu," kata Yeka dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (31/8/2023).

Persaingan antarpenggilingan padi sebenarnya sudah terjadi sejak pertengahan 1990. Namun, Yeka menilai seharusnya persaingan itu tidak harus sampai mematikan penggilingan padi kecil dan menengah.

Dia menjelaskan, di Serang bukan hanya ada PT WPI saja. Namun, ada juga penggilingan dengan kapasitas relatif besar, seperti Penggilingan Karya Muda, Penggilingan Ar Rahman dan Penggilingan Mugi Jaya.

Jika PT WPI bisa menyerap 2,6 persen dari total produksi gabah di Banten, maka masih ada 97,4 persen lagi gabah lainnya yang diserap oleh penggilingan padi lainnya. 

Adapun, dalam pertemuan antara Perwakilan Ombudsman Provinsi Banten dan pihak manajemen PT WPI diperoleh informasi bahwa PT WPI di Serang mulai berproduksi pada Juni 2022, dan stabil berproduksi sejak Oktober 2022. 

Selama kurun waktu Januari - Agustus 2023, jumlah gabah petani yang diserap PT WPI sebanyak 39.845 ton. Jika dibandingkan dengan angka produksi gabah di Provinsi Banten hingga bulan Agustus 2023 yang diperkirakan mencapai 1,5 juta ton, maka persentase penyerapan gabah petani oleh PT WPI sekitar 2,65 persen.

Dalam pertemuan tersebut juga terungkap, selama Agustus 2023, penyerapan gabah petani oleh PT WPI hanya 5 persen dari rata rata realisasi produksinya sebesar 5.000 ton per bulan atau 200 ton per hari. Dari minggu pertama Agustus 2023, PT WPI sudah menghentikan aktivitas penyerapan gabah petani.

"Persaingan justru akan meningkatkan kualitas layanan. Petani tentu menginginkan hasil produksinya dihargai lebih baik dan pelayanan lainnya seperti penjualan dengan sistem timbang. Pembayaran dilakukan secara tunai membuat petani terlayani dengan baik,” kata Yeka.

Berdasarkan catatan Bisnis, (21/8/2023), Ketua Umum Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar) Syaiful Bahari mengatakan, harga beras yang tinggi saat ini dipicu oleh tingginya harga gabah di petani. Syaiful menuturkan, produktivitas yang menurun telah mengerek harga gabah kering panen (GKP) hingga di angka Rp6.500 - Rp7.000 per kilogram.

Syaiful membeberkan, tingginya harga gabah tersebut telah menyebabkan banyak usaha penggilingan padi rakyat skala kecil gulung tikar. Pasalnya, mereka tidak sanggup untuk membeli gabah yang terlalu mahal tersebut. Menurutnya, usaha penggilingan skala besar yang masih bertahan karena memiliki modal besar.

"Faktor ini menjadi penyebab berkurangnya suplai beras ke pasar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper