Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa sebanyak 64 eksportir SDA telah menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen term deposit (TD) valas DHE SDA.
Perry mengatakan, seiring bertambahnya jumlah eksportir tersebut, tercatat penempatan DHE di dalam negeri naik sebesar US$605 juta.
“Kami terus meningkatkan TD DHE. Kami laporkan sekarang sudah 64 eksportir yang join, sudah ada kenaikan US$605 juta untuk TD DHE,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (31/8/2023).
Namun demikian, perry mengatakan DHE yang diparkirkan di dalam negeri tersebut belum optimal. Pasalnya, komunikasi dan koordinasi terus dilakukan dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terkait implementasi PP No. 36/2023.
Sebelumnya, Perry menyampaikan bahwa berlakunya PP No. 36/2023 akan menambah cadangan devisa di dalam negeri sebesar US$8 miliar hingga US$9,2 miliar.
“Kalau kepatuhan 90 persen, maka bisa masuk [devisa] US$9,2 miliar per bulan, kalau kepatuhan 75 persen kurang lebih US$8 miliar, kalau kepatuhan 50 persen bisa US$5 miliar. Jadi, kami optimistis bisa US$8-US$9 miliar per bulan,” katanya.
Baca Juga
BI pun telah menetapkan empat instrumen untuk penempatan DHE SDA di dalam negeri, yang berlaku mulai 1 Agustus 2023.
Empat instrumen penempatan DHE yang ditetapkan BI sebagai berikut. Pertama, Rekening Khusus DHE SDA dalam valuta asing. Kedua, instrumen perbankan berupa deposito valuta asing.
Ketiga, instrumen keuangan yang diterbitkan oleh LPEI berupa promissory note valuta asing, sera keempat instrumen BI berupa term deposit operasi pasar terbuka konvensional dalam valuta asing di BI. Selain itu, DHE juga bisa ditempatkan pada instrumen lainnya yang ditetapkan oleh BI.