Bisnis.com, JAKARTA - Harga telur dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan tajam, sehingga berimbas pada nasib para peternak yang dihadapkan tingginya harga pakan.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi merespons soal harga telur yang anjlok dalam beberapa hari terakhir. Dia menyebut penurunan harga telur saat ini adalah hal yang wajar jika merujuk siklus harga telur tahun lalu.
"Dari tren biasanya, dua bulan ke depan harga [telur] bergerak turun," kata Arief saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).
Menyitir data panel harga pangan, Bapanas, rata-rata harga telur secara nasional pada 30 Agustus 2023 sebesar Rp29.320 per kilogram atau turun 4,9 persen menjadi Rp30.840 per kilogram. Begitupun harga rata-rata pada Juli 2023 sebesar Rp30.760 per kilogram dan Juni 2023 sebesar Rp30.460 per kilogram.
Arief mengatakan bahwa harga telur yang cenderung stabil dalam tiga bulan sebelumnya disebabkan oleh adanya program bantuan pangan berupa telur dan daging ayam kepada 1,7 juta keluarga risiko stunting. Oleh karena itu, Arief memandang bahwa hilirisasi menjadi langkah tepat menstabilkan harga telur di tingkat peternak.
"Harus didorong dengan kegiatan hilirisasi, saya akan coba," tutur Arief.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga dan Hubungan Masyarakat, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Musbar Mesdi menyebut harga telur di peternak saat ini berada pada level terendah yakni Rp20.000 per kilogram. Padahal harga pokok produksi mereka sudah mencapai Rp23.000 - Rp24.000 per kilogram.
Sementara itu bila merujuk tren harga tahun lalu, rata-rata harga telur pada Agustus 2022 sebesar Rp28.680 per kilogram, September 2022 sebesar Rp28.850 per kilogram, dan Oktober Rp26.950 per kilogram.
"Artinya peternak saat ini mengalami kerugian mendekati Rp4.000 per kilogram telur," ujar Musbar saat dihubungi, Selasa (29/8/2023).
Musbar mengatakan sebenarnya harga telur ayam di konsumen dalam tiga bulan terakhir cukup stabil di kisaran Rp30.000 per kilogram. Dia belum bisa memastikan penyebab pasti penurunan harga telur yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Anjloknya harga telur ayam ternyata berbanding terbalik dengan harga jagung dan pakan yang justru terus melonjak. Musbar menyebut saat ini harga jagung pakan mendekati Rp7.000 per kilogram. Begitupun panel harga Bapanas mencatat rata-rata harga jagung di tingkat peternak sebesar Rp6.360 per kilogram. Tentunya, harga jagung saat ini sudah melampaui harga acuan pembelian (HAP) yang diatur dalam Perbadan No.5/2022 sebesar Rp5.000 per kilogram.
"Kondisi ini tentu sangat menekan peternak layer. Harga pakan pabrik juga naik Rp150 per kilogram," bebernya.
Kondisi usaha yang tidak kondusif saat ini, kata Musbar mendorong para peternak untuk kembali mengafkirkan ayam petelur produktif mereka sebagai upaya mengembalikan modal usaha dan menghindari jurang kepailitan. Menurutnya, hal serupa pernah terjadi pada 2022 lalu saat harga telur anjlok.
"Afkir ayam produksi ini sebagai alternatif terakhir agar modal mereka tidak tergerus habis," tuturnya.