Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur Anjlok, Peternak Teriak Rugi Hingga Rp4.000 per Kg

Para peternak mengaku rugi akibat harga telur ayam yang anjlok dalam beberapa waktu terakhir.
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Para peternak mengaku mengalami kerugian cukup dalam akibat harga telur ayam yang anjlok dalam beberapa waktu terakhir.

Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga dan Hubungan Masyarakat Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Musbar Mesdi, menyebut harga telur di peternak saat ini berada pada level terendah yakni Rp20.000 per kilogram. Padahal harga pokok produksi mereka sudah mencapai Rp23.000 - Rp24.000 per kilogram.

"Artinya peternak saat ini mengalami kerugian mendekati Rp4.000 per kilogram telur," ujar Musbar saat dihubungi, Selasa (29/8/2023).

Musbar mengatakan sebenarnya harga telur ayam di konsumen dalam tiga bulan terakhir cukup stabil di kisaran Rp30.000 per kilogram. Dia pun belum mengetahui penyebab pasti penurunan harga telur yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Menyitir data panel harga pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), secara nasional harga rata-rata telur ayam per 29 Agustus 2023 sebesar Rp29.690 per kilogram atau turun 3,7 persen dari harga pada 1 Agustus 2023 sebesar 30.840 per kilogram. 

Bahkan berdasarkan pantauan Bisnis, di pedagang ecer wilayah Bogor, rata-rata harga telur telah menyentuh Rp26.500 - Rp27.500 per kilogram. Padahal dua pekan lalu harga eceran telur masih di kisaran Rp30.000 - Rp32.000 per kilogram.

Anjloknya harga telur ayam ternyata berbanding terbalik dengan harga jagung dan pakan yang justru terus melonjak. Musbar menyebut saat ini harga jagung pakan mendekati Rp7.000 per kilogram.

Sementara itu, data panel harga Bapanas mencatat rata-rata harga jagung di tingkat peternak sebesar Rp6.360 per kilogram. Tentunya, harga jagung saat ini sudah melampaui harga acuan pembelian (HAP) yang diatur dalam Perbadan No.5/2022 sebesar Rp5.000 per kilogram.

"Kondisi ini tentu sangat menekan peternak layer. Harga pakan pabrik juga naik Rp150 per kilogram," ujarnya.

Musbar mengatakan kondisi usaha yang tidak kondusif saat ini, mendorong para peternak untuk kembali mengafkirkan ayam petelur produktif mereka sebagai upaya mengembalikan modal usaha dan menghindari jurang kepailitan. Menurutnya, hal serupa pernah terjadi pada 2022 lalu saat harga telur anjlok.

"Afkir ayam produksi ini sebagai alternatif terakhir agar modal mereka tidak tergerus habis," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper