Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tengah mengkaji wacana penetapan ekuilibrium harga telur ayam menjadi Rp30.000/kg. Langkah ini diambil merespons fluktuasi harga telur ayam yang belakangan dinilai kurang berpihak kepada peternak.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag), Bambang Wisnubroto, mengatakan wacana tersebut sudah beberapa kali dikoordinasikan oleh pemerintah.
“Terkait dengan adjustment, sudah beberapa kali dilakukan rapat koordinasi. Namun, belum ada keputusan dari teman-teman Badan Pangan Nasional [Bapanas],” kata Wisnu saat ditemui Bisnis.com di kantor Kemendag baru-baru ini.
Dia mengatakan harga telur di kisaran Rp30.000/kg dinilai sebagai keseimbangan baru setelah terjadi penurunan hingga ke level Rp20.500 pada pekan keempat Juli 2023, sedangkan harga acuan telur ayam berkisar antara Rp21.000 hingga Rp23.000.
Selain masalah fluktuasi harga, sambungnya, wacana penyesuaian harga telur ayam mempertimbangkan pula kenaikan harga pakan yang disebut sangat memengaruhi nilai jual komoditas itu.
“Intinya, kami menjaga keseimbangan di level peternak dan konsumen. Peternak jangan sampai rugi apalagi gulung tikar karena modal pakan mahal. Di sisi lain, konsumen juga jangan sampai menjerit,” tuturnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, harga telur ayam ras di level nasional yang tercatat di situs Bapanas berada di kisaran Rp30.630/kg – Rp30.840/kg periode 2 – 9 Agustus 2023.
Per hari ini, data Bapanas mencatat harga telur ayam ras di level nasional senilai Rp30.630/kg.
Saat ditemui di ruang kantornya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut para peternak ayam sudah mulai menjual indukan ataupun menetaskan telur merespons persediaan berlebihan yang mengakibatkan harga anjlok.