Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Battery Corporation (IBC) mengatakan Indonesia berpotensi mendominasi pasokan baterai kendaraan listrik di pasar dunia.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, mengatakan hal tersebut dapat terwujud karena hampir 50 persen produksi baterai kendaraan listrik di dunia, nikelnya berasal dari Indonesia.
“Baterai EV di dunia saat ini hampir 40-50 persen nikelnya dari Indonesia. Jadi itu suatu potensi buat Indonesia bahwa kita itu mendominasi nikel supply untuk EV baterai,” kata Toto di Raffles Hotel Jakarta dikutip Rabu (30/8/2023).
Toto menyebut bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan proyeksi terkait dengan pengembangan baterai EV di Indonesia.
Pengembangan ini juga melihat bagaimana pengolahan nikel sulfat yang nantinya akan menjadi bahan baku calon baterai EV. Sebab, jika nikel sulfat bisa dikelola dengan baik, Toto menyebut Indonesia bisa menjadi pemain utama pada sektor baterai EV di dunia.
“Jadi ini mirip Saudi Arabia di tahun 70-an menjadi dominan di minyak mentah, di sinilah potensi indonesia bahwa kita memilkki potensi untuk memilki peran yang sangat penting di dunia untuk pengembangan EV baterai,” ujarnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa dalam peta jalan transisi net zero diprediksi akan ada peningkatan permintaan baterai EV pada 2030 sebanyak 5.000 GWH.
Hendi mengatakan Indonesia akan diproyeksikan sebagai negara pemasok sebanyak 50 persen kebutuhan baterai EV untuk pasar global.
“Akan ada peningkatan permintaan baterai EV global menjadi 5.000 GWH pada tahun 2030 dan akan mencapai 12.700 GWH pada tahun 2040. Dan, Indonesia diproyeksikan akan memasok 50 persen kebutuhan baterai EV global,” kata Hendi dalam acara Asean Energy Bussines Forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8/2023).
Dengan adanya proyeksi tersebut, Hendi menyebut bahwa pihaknya sudah siap untuk berkontribusi guna memenuhi kebutuhan baterai EV untuk pasar global.