Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pastikan Proyek Baterai LG Kembali Berjalan

Pemerintah mengapresiasi komitmen LG untuk melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Dok. Youtube BKPM.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Dok. Youtube BKPM.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah sepakat dan berkomitmen untuk melanjutkan proyek grand package kerja sama hilirisasi bijih nikel terintegrasi dari hulu ke hilir menjadi baterai listrik dengan LG.

Kepastian itu didapat setelah pertemuan antara Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution Young Soo Kwon pada, Kamis (3/8/2023).

Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto, Direktur Utama PT Antam Nico Kanter, dan Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho dan seluruh perwakilan tingkat eksekutif di konsorsium LG.

Bahlil mengatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan proyek ini adanya konsensus dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dengan LG Konsorsium dalam rangka hilirisasi sumber daya alam, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja.

“Pemerintah mengapresiasi komitmen LG untuk melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia,” kata Bahlil dalam keteranganya dikutip, Selasa (8/8/2023).

Kementerian Investasi berkomitmen terus mengawal proses perizinan dan kemudahan investasi LG di Indonesia agar cepat terealisasi dan memberikan manfaat khususnya kedua negara Indonesia dan Korea. Proyek ini merupakan proyek yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak 2019.

Di sisi lain, CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia dan BUMN yang terus memberikan dukungannya bagi mega proyek ini.

Kwon menuturkan bahwa saat ini, konsorsium siap melanjutkan diskusi pendirian perusahaan yang diharapkan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium sehingga dimungkinkan konstruksi pada tahun ini.

“Saat ini LG telah menyelesaikan hal yang tersulit dalam negosiasi antar konsorsium yaitu penentuan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap rantai pasok. Setelah tercapainya kesepakatan di struktur saham, LG konsorsium yakin negosiasi akan jauh lebih mudah dan menargetkan untuk memulai konstruksi pabrik katoda pada 2023,” ujarnya.

Diketahui, mega proyek senilai US$9,8 miliar atau Rp142 triliun ini merupakan proyek kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam dan IBC.

Langkah awal proyek ini dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai di Karawang dengan total investasi sebesar US$1,1 miliar di mana pabrik tersebut akan memproduksi secara komersial sel baterai sebanyak 10 GWh pada April 2024.

Selanjutnya investasi mega proyek akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang saat ini dimiliki Antam di Buli, Halmahera.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper