Bisnis.com, JAKARTA - Uji coba terbatas kereta light rail transit (LRT) Jabodebek resmi dilakukan mulai hari ini, Sabtu (26/8/2023) dengan harga Rp1.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Koeswardoyo menjelaskan bahwa uji coba terbatas ini dilakukan seiring dengan rencana LRT Jabodebek yang akan beroperasi pada akhir Agustus 2023.
"Hari ini dan besok proses uji coba LRT Jabodebek tengah berjalan," jelasnya, Sabtu (26/8/2023).
Sebelumnya, Koeswardoyo menjelaskan bahwa proses uji coba terbatas sengaja dilaksanakan di akhir pekan agar banyak masyarakat yang dapat mendaftarkan diri dan bisa mengikuti uji coba tersebut.
Masyarakat yang mengikuti kegiatan uji coba terbatas ini diharuskan berangkat dari lokasi yang sudah dipilih sebelumnya dan diizinkan untuk turun dan mengakhiri perjalanannya di semua stasiun LRT Jabodebek kecuali stasiun Halim.
"Pastikan untuk selalu melakukan Tap In di stasiun keberangkatan dan Tap out di stasiun tujuan," tutup Kuswardoyo.
Baca Juga
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, pukul 13.00 WIB stasiun LRT Cikoko, Cawang terpantau masih sepi. Kendati demikian, menjelang sore hari tepatnya pada kisaran pukul 14.43 stasiun terpantau mulai ramai didatangi oleh sejumlah peserta uji coba LRT yang turun di Stasiun LRT Cikoko.
Salah satunya yakni Ahmad yang mengaku puas dengan pelayanan dan pengalaman yang dirasakan saat menjajal LRT Jabodebek.
"Lumayan nyaman sih masih baru semua, waktunya juga lebih singkat gak kaya KRL kan bekas. Pas beloki meskipun agak melambat tapi tetap stabil jadi gak terlalu mengganggu perjalanan, puas," jelasnya saat ditemui usai melaksanakan uji coba terbatas LRT Jabodebek di Stasiun Cikoko, Cawang, Sabtuu (26/8/2023).
Senada, salah satu penumpang uji coba yakni Ida yang berdomisili di Gondangdia juga menuturkan bahwa secara umum, LRT Jabodebek dinilai telah siap untuk beroperasi.
Hanya saja, dia menuturkan sejumlah catatan yang menjadi perhatiannya. Pertama, Ida menyoroti jumlah kursi LRT yang dinilai tidak terlalu banyak.
"Yang jelas aku notice itu kursinya tidak terlalu banyak, jadi kayak disitu kan ada 6 gerbong 1 gerbong kira-kira cuma ada 24 seat doang. Jadi kayak banyak diperuntukkan untuk orang yang berdiri padahal jaraknya jauh," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ida juga membagikan pengalamannya menjajal longspan yang belakangan ramai diperbincangkan. Dia menjelaskan saat kereta berbelok kecepatan memang dilaporkan melambat dan menimbulkan suara yang dinilai agak mengganggu.
"Catatan lain yang aku rasakan adalah AC-nya agak kurang dingin dibanding MRT. Stasiunnya juga mungkin kayak belum siap mungkin ya, tadi nunggu di dukuh atas terasa pengap dan panas. Tapi kalau dibanding KRL sih better ini," pungkasnya.