Bisnis.com, JAKARTA – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) optimistis beroperasinya LRT Jabodebek pada akhir Agustus 2023 tidak akan berdampak pada penurunan jumlah pelanggan.
Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta Daud Joseph mengatakan, pihaknya optimistis munculnya LRT Jabodebek tidak akan menggerus jumlah pelanggan layanan Transjakarta. Daud menjelaskan, setiap segmen masyarakat akan memiliki preferensi moda transportasinya masing-masing.
Dia mengatakan, ada beberapa segmen masyarakat yang mengutamakan ketepatan waktu dibandingkan dengan harga atau tarif. Sebaliknya, sejumlah segmen akan lebih memikirkan faktor tarif dibandingkan ketepatan waktu.
Menurutnya, kemunculan LRT Jabodebek justru akan memperluas opsi masyarakat dari segi moda transportasinya.
Dia mengatakan, LRT Jabodebek juga akan menimbulkan efek positif terhadap operasional bus Transjakarta. Pasalnya, semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan transportasi publik, maka laju bus Transjakarta juga akan semakin lancar sehingga meningkatkan mobilitas para penggunanya.
“Sebagai angkutan berbasis jalan, kami yakin tidak akan kehilangan pelanggan karena pada akhirnya keduanya merupakan moda transportasi umum. Jadi, sama-sama menang,” kata Daud dalam Konferensi Pers dengan Media di Halte CSW, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Baca Juga
Daud juga memastikan layanan Transjakarta sudah terintegrasi dengan seluruh stasiun LRT yang berada di wilayah DKI Jakarta. Integrasi antarmoda ini diharapkan dapat semakin meningkatkan mobilitas masyarakat.
“Setiap stasiun LRT Jabodebek di Jakarta itu sudah dilalui oleh rute-rute kami, jadi sudah terintegrasi,” imbuhnya.
Adapun, beroperasinya LRT Jabodebek pada akhir Agustus mendatang diharapkan berdampak pada penurunan polusi udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, salah satu nilai tambah dari LRT Jabodebek adalah integrasi antarmoda transportasi yang optimal. LRT Jabodebek telah terintegrasi dengan beragam moda transportasi seperti KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, TransJakarta, dan lainnya.
Selain itu, pihak LRT Jabodebek juga telah bekerja sama dengan pemerintah daerah Bekasi, Bogor, dan Depok agar layanan seperti bus rapid transit (BRT) dapat melintasi dan berhenti pada stasiun-stasiun LRT.
Tiko menuturkan, integrasi antarmoda pada stasiun-stasiun LRT Jabodebek diharapkan dapat turut menurunkan tingkat polusi udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Indonesia sekarang lagi rame mengenai polusi. Salah satu harapan kami dari beroperasinya LRT ini menjadi salah satu solusi pengurangan polusi udara," jelas Tiko.