Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganjar Ingin Pertumbuhan Ekonomi RI 7 Persen, Bahlil: Kuncinya Hilirisasi!

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo soal kunci mencapai pertumbuhan ekonomi RI 7 persen.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers terkait kebijakan hilirisasi dan larangan ekspor pada Jumat (30/6/2023). Dok. Youtube BKPM.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers terkait kebijakan hilirisasi dan larangan ekspor pada Jumat (30/6/2023). Dok. Youtube BKPM.

Bisnis.com, JAKARTA – Bakal calon presiden (Bacapres) sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan Indonesia setidaknya membutuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap

Hal tersebut Ganjar sampaikan kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di depan 3.150 calon wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Kampus UGM Yogyakarta pada Rabu (22/8/2023).

"Dan jika sekarang kita sudah bersepakat menuju Indonesia sebagai negara maju, dengan pertumbuhan ekonomi, mau berapa persen? Lima koma sekian persen rasanya kurang. Kalau kita mau menghentak, Pak Bahlil, agar tidak masuk dalam middle income trap. Mungkin 7 persen harus menjadi cita-cita pertumbuhan ekonomi kita. Kalau kita punya Menteri Investasi seperti itu, InsyaAllah tidak sulit," pungkas Ganjar, dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (23/8/2023). 

Menanggapi hal tersebut, Bahlil Lahadalia mengatakan ekonomi tak boleh hanya bertumpu pada konsumsi. Menurutnya, investasi menjadi motor penggerak ekonomi, utamanya program hilirisasi. 

Ke depannya, dia mengatakan pemerintah tak hanya butuh hilirisasi. Lebih dari ini, pemerintah wajib mendorong kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi menuju target net zero emission 2060. 

"Tadi Pak Ganjar mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kita harus 7 persen, kuncinya cuma satu, hilirisasi. Negara-negara maju sudah menjadikan investasi [hilirisasi] sebagai instrumen pertumbuhan," ujar Bahlil. 

Bahlil menekankan bahwa tanpa hilirisasi mustahil ekonomi Indonesia bernilai tambah. Namun dengan hilirisasi, nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.

Menurutnya, hal itu terbukti pada total ekspor nikel pada 2017 hanya US$3,3 miliar. Kemudian, dia mengatakan Indonesia menerapkan larangan ekspor pada 2020, sekarang nilai ekspor komoditas tersebut mencapai US$30 miliar. 

Nilai tersebut naik hampir 10 kali lipat melalui kebijakan hilirisasi. Bahlil menyebutkan bahwa tak hanya keluar dari middle income trap, Indonesia juga optimistis menjadi negara maju dengan hilirisasi.

“Kita sudah susun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis sampai 2040 yang membutuhkan investasi sebesar US$545,3 miliar. Kalau ini tidak kita lakukan, negara kita akan tetap berjalan di tempat," ucap Bahlil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper