Bisnis.com, JAKARTA – Negara-negara di kawasan Asean, termasuk Indonesia, mewaspadai dampak rembetan dari perlambatan ekonomi China. Akankah RI dan Asean beralih ke India?
Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Iss Savitri Hafid mengatakan bahwa negara-negara Asean saat ini mulai melirik peluang kerja sama ekonomi yang lebih besar dengan India, seiring dengan prospek ekonomi negara itu yang terus meningkat,
“Biasa kan kita anchoring ke China, ini China seperti ini, terus kita juga melihat India lagi [ada] potensi, jadi akan kita bahas bagaimana itu mempengaruhi prospek dan challenges di regional di Asean dengan memanfaatkan dinamika di China dan India,” katanya, Senin (21/8/2023).
Untuk diketahui, China merupakan salah satu negara mitra dagang terbesar di Asean. Dari sisi ekonomi, China dan Asean menjadi mitra dagang terbesar dengan total nilai perdagangan mencapai US$975 miliar.
Selain itu, tercatat investasi China merupakan yang terbesar keempat di Asean, mencapai US$13,8 miliar pada 2021.
Berdasarkan catatan Bisnis, IMF memperkirakan China akan menjadi kontributor utama pertumbuhan global selama lima tahun ke depan.
Baca Juga
China juga diharapkan mewakili 22,6 persen dari total pertumbuhan dunia, kemudian diikuti India yang sebesar 12,9 persen, dan Amerika Serikat (AS) sebesar 11,3 persen.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi China hingga kuartal II/2023 lebih lambat dari perkiraan awal, terutama dipicu oleh belanja konsumen yang lambat, serta pasar properti dan ekspor yang melemah.
Morgan Stanley dalam perkiraan terbarunya menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini, yang didasarkan pada kinerja investasi yang melemah akibat penurunan pasar properti dan tekanan keuangan negara tersebut.
Morgan Stanley memperkirakan ekonomi China hanya tumbuh sebesar 4,7 persen pada 2023, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5 persen.
Sebelumnya, Goldman Sachs Research memprediksi India akan menjadi ekonomi terbesar ke-2 di dunia dan menggeser posisi Amerika Serikat (AS).
Dengan populasi 1,4 miliar orang, produk domestik bruto (PDB) India diperkirakan akan berkembang secara dramatis. Goldman Sachs Research memproyeksikan India akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua atau tepat di bawah China pada 2074.
Ekonom India di Goldman Sachs Research Santanu Sengupta mengatakan kunci untuk mewujudkan potensi dari pertumbuhan populasi di India adalah dengan meningkatkan partisipasi dalam angkatan kerja serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi para pekerja yang jumlahnya sangat banyak.
Selama dua dekade ke depan, dia menilai rasio ketergantungan India akan menjadi salah satu yang terendah di antara ekonomi-ekonomi regional. Selain itu, populasi India memiliki salah satu rasio terbaik antara populasi usia kerja dan jumlah anak-anak dan lansia.
"Jadi, ini benar-benar merupakan jendela bagi India untuk melakukannya dengan benar dalam hal menyiapkan kapasitas manufaktur, terus mengembangkan layanan, melanjutkan pertumbuhan infrastruktur," ujarnya dalam laporan resmi Goldman Sachs Research dikutip Selasa (11/7/2023).