Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awan Gelap Ekonomi China: Fiskal Melambat hingga Suku Bunga Dipangkas

Awan gelap ekonomi China kian tebal seiring dengan dirilisnya laporan pendapatan fiskal dan pemangkasan suku bunga oleh POBC.
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - China melaporkan bahwa pendapatan fiskal yang melambat dan menurunkan suku bunga yang moderat secara mengejutkan. Awan gelap ekonomi China kian tebal, bagaimana dampaknya? 

Mengutip Reuters pada Senin (21/8) berdasarkan data resmi, diketahui pendapatan fiskal China naik 11,5 persen dalam tujuh bulan pertama 2023 dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Namun, kenaikan tersebut lebih lambat dari kenaikan yang dibukukan untuk enam bulan pertama atau semester I/2023 sebesar 13,3 persen

Kementerian Keuangan China lewat pernyataanya pada Senin (21/8) melaporkan pendapatan fiskal mencapai 13,9 triliun yuan dari Januari-Juli 2023. Sedangkan, pengeluaran fiskal tumbuh 3,3 persen (yoy), menjadi 15,2 triliun yuan. 

Khusus untuk Juli 2023, pendapatan fiskal dilaporkan naik 1,9 persen (yoy) dan melambat dari kenaikan 5,6 persen di bulan Juni 2023 (month-to-month/mtm).

Berdasarkan perhitungan Reuters, pengeluaran fiskal China turun 0,8 persen di periode yang sama (yoy) dan menyempit dari penurunan 2,5 persen di bulan sebelumnya (mtm). 

Selain itu, Bank sentral China yakni PBOC juga memangkas suku bunga pinjaman satu tahun dengan margin yang lebih kecil dari perkiraan. Suku bunga lima tahun juga tidak berubah karena Negara Tirai Bambu itu menghadapi perlambatan ekonomi. 

Pada Senin (21/8/2023), PBOC memangkas suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun menjadi 3,45 persen, dari yang sebelumnya sebesar 3,55 persen. Lalu, LPR lima tahun, yakni yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR, tidak berubah pada 4,20 persen. 

Para analis sendiri memperkirakan bahwa setiap suku bunga akan dipangkas sebesar 15 basis poin (bps). 

Dapat diketahui bahwa LPR yang diputuskan oleh PBOC juga berdasarkan pertimbangan yang diambil dari 18 bank komersial yang ditunjuk dan juga menjadi tolok ukur kondisi pinjaman negara tersebut.

Yuan Merosot 

Pemangkasan suku bunga yang dinilai mengecewakan tersebut dilakukan ketika PBOC juga berjuang untuk menjaga keseimbangan, yakni antara mendukung perekonomian dan menahan pelemahan lebih lanjut pada yuan. 

Yuan sendiri baru-baru ini juga diketahui merosot ke level terendah dalam lebih dari sembilan bulan terakhir. 

PBOC juga berulang kali telah mengatakan bahwa akan terus melepaskan lebih banyak likuiditas untuk perekonomian. China diketahui telah tumbuh dengan laju yang lamban di kuartal II/2023, di tengah permintaan yang lemah baik di dalam maupun luar negeri. Puncaknya, sektor konsumen China jatuh dalam deflasi pada Juli 2023. 

Tak hanya itu, krisis juga terjadi di sektor properti dengan perusahaan-perusahaan besar China seperti Country Garden Holdings yang kini menghadapi potensi gagal bayar. 

Meskipun penurunan suku bunga acuan oleh POBC disambut baik oleh pasar, para investor kemudian juga semakin mendesak pemerintah untuk meluncurkan langkah-langkah yang lebih tepat sasaran, dan mendukung fiskal agar mendorong pertumbuhan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper