Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Rusia, Asean Pertimbangkan Impor Gandum Lewat India dan China

Impor gandum melalui India dan China dinilai lebih mudah untuk memenuhi pasokan gandum dari Rusia ke negara Asean.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura H.E. Gan Kim Yong di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023) / Ni Luh Anggela
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura H.E. Gan Kim Yong di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023) / Ni Luh Anggela

Bisnis.com, SEMARANG - Negara anggota Asean mempertimbangkan impor gandum melalui India dan China usai bertemu Rusia  pada 12th AEM-Russia Consultation di Semarang, Jawa Tengah, Senin (21/8/2023). 

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan selaku Ketua AEM ke-55 menyampaikan, cara tersebut dinilai lebih mudah untuk memenuhi pasokan gandum dari Rusia ke negara kawasan. 

“Tadi kami mendiskusikan, kalau mau lebih mudah [mendapatkan pasokan gandum] bisa melalui India atau Tiongkok,” kata Zulhas di sela-sela AEM ke-55, Senin (21/8/2023). 

Pertimbangan Asean memilih melalui India dan China lantaran negara kawasan memiliki hubungan yang cukup baik dengan kedua negara. 

Kendati begitu, Zulhas tak khawatir dengan pasokan gandum di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki negara alternatif lain seperti Amerika Serikat dan lainnya.

Seperti diketahui, Rusia memutuskan keluar dari perjanjian ‘paket’ tentang ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam pada Juli 2023. Hengkangnya Rusia dari kesepakatan ini memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga pangan global akan meningkat. 

Menurut catatan Bisnis, Minggu (23/7/2023), keluarnya Rusia dari kesepakatan ini lantaran negaranya belum bisa memenuhi kebutuhan makanan dan pupuk dalam negeri. 

Kesepakatan Black Sea Grain diinisiasi oleh Turki dan PBB pada Juli 2022 untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia. Adapun Ukraina dan Rusia merupakan eksportir biji-bijian terbesar di dunia.

Awalnya, kesepakatan ini dapat membantu menurunkan harga pangan global dan memungkinkan lembaga bantuan mengakses ratusan ribu ton makanan pada saat kebutuhan meningkat dan langkanya dana.

Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa Moskow tengah mempertimbangkan permintaan negara-negara yang paling membutuhkan makanan. Saat ini, Rusia tengah mengerjakan opsi untuk memasok biji-bijian, termasuk yang gratis. 

“Masalah ini secara substansial dibahas pada KTT Rusia-Afrika kedua yang diadakan baru-baru ini di St Petersburg. Sikap terhadap kerja sama di bidang ini dengan Turki dan negara-negara lain yang berkepentingan diungkapkan,” tulis laman resmi Presiden Rusia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper