Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar memandang perlu adanya kriteria dan standar untuk untuk menentukan negara mana yang dapat bergabung dengan aliansi perdagangan BRICS.
Menurutnya, hal-hal penting untuk perluasan keanggotaan BRICS adalah cara memastikan sifat dasar BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dan membuat sejumlah langkah serta ukuran tertentu untuk pengajuan keanggotaan baru aliansi tersebut.
"Kami berpandangan positif tentang hal ini, namun kami tentu meyakini bahwa harus ada sejumlah kriteria dan standar untuk keanggotaan (BRICS)," ungkap Jaishankar seperti dilansir Antara, Jumat (18/8/2023).
Di sisi lain, Jaishankar mengatakan pemerintah India terbuka dengan gagasan memperluas keanggotaan BRICS.
"Kita membutuhkan semacam standar, semacam alat ukur, yang dapat membantu kita dalam menilai potensi dari negara pengaju," katanya.
Namun, menurut Jaishankar, perluasan keanggotaan BRICS sejauh ini belum dibahas dalam tingkat pejabat pemerintah negara-negara BRICS.
Baca Juga
Dia menyebutkan bahwa sejumlah negara telah menyampaikan keinginan bergabung dengan BRICS, yang tahun ini diketuai oleh Afrika Selatan dan akan menggelar KTT pada 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg.
Sebelumnya, surat kabar India melaporkan bahwa pada KTT BRICS nanti, ada lima negara yang bakal diterima menjadi anggota baru organisasi tersebut. Kelimanya adalah Argentina, Mesir, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Pada 7 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi singkat terhadap rumor Indonesia akan bergabung dalam aliansi dagang BRICS.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku belum menetapkan keputusan apakah Indonesia akan menjadi bagian dari aliansi yang diikuti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) itu bersama 12 negara lainnya itu.
"Nanti diputuskan," katanya usai meresmikan Indonesia Arena, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senin (7/8/2023).