Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres konstruksi Flyover Djuanda hingga minggu pertama Agustus 2023 mencapai 50,24 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mencatat bahwa progres tersebut melebihi rencana kemajuan progres pengerjaan yang ditetapkan yakni sebesar 49,55 persen.
Lebih lanjut, Basuki juga menjelaskan bahwa hadirnya Flyover Djuanda diharapkan mampu mendorong konektivitas antar wilayah hingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta mempercepat pembangunan wilayah setempat.
"Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian," kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya dikutip Jumat (18/8/2023).
Adapun, untuk diketahui sebelumnya, flyover Djuanda mulai dibangun sejak tanggal kontrak 1 November 2022 dengan masa pelaksanaan 540 hari kalender hingga 23 April 2024.
Adapun, biaya pembangunan Flyover Djuanda bersumber dari APBN (SBSN) senilai Rp332,8 miliar yang dianggarkan secara Multi Years Contract (MYC) tahun 2022-2024. Flyover ini dikerjakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali, Ditjen Bina Marga dengan kontaktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero)-PT Nindya Karya (Persero) (KSO).
Baca Juga
Secara konstruksi, Flyover Djuanda memiliki dua struktur dari jalan akses Bandara Juanda menuju Sidoarjo sepanjang 435 meter dan menuju Surabaya sepanjang 423 meter, masing-masing flyover dilengkapi ramp baik menuju Sidoarjo maupun Surabaya.
Flyover A dengan frontage Sidoarjo-Juanda dikerjakan mulai STA 0+000-0+978 dan Flyover B dengan frontage Juanda-Surabaya dikerjakan mulai dari STA 0+000-0+889 dengan lingkup kerja meliputi pekerjaan drainase (3,85 persen), pekerjaan tanah dan geo (1,91 persen), perkerasan beton (6,04 persen), pekerjaan struktur (82,77 persen), dan aksesoris jalan jembatan (2,09 persen).
Sebelumnya, Flyover Djuanda bernama Flyover Aloha. Perubahan nama tersebut dilakukan sebagai upaya menghormati jasa Pahlawan Nasional Djuanda Kartawidjaja pencetus Deklarasi Djuanda tahun 1957 dan penggagas pembangunan bandara internasional di Jawa Timur.
Selain akan mengatasi dan mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di tiga persimpangan Bundaran Aloha, tepatnya di Jalan Nasional ruas Waru-Batas Sidoarjo dengan Jalan Akses Bandara Juanda, Flyover Djuanda juga menjadi infrastruktur konektivitas pendukung jalan akses Bandara Juanda, di Kabupaten Sidoarjo serta mengurangi risiko kecelakaan karena adanya perlintasan kereta api.