Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Perang Ukraina, Investasi Rosneft di Kilang Tuban Masih Dibahas

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) masih mematangkan penyelesaian keputusan akhir investasi pada proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan Rosneft.
Karyawan Pertamina melakukan pengecekan fasilitas kilang minyak. Istimewa/ Pertamina
Karyawan Pertamina melakukan pengecekan fasilitas kilang minyak. Istimewa/ Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) masih mematangkan penyelesaian keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) pada proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban yang bekerja sama dengan Rosneft Singapore Pte Ltd.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, Kilang Tuban tersebut saat ini sudah masuk dalam proses pra engineering procurement construction (EPC)

“Masih jalan ini lagi FID, sama proses praqualifikasi EPC,” kata Taufik saat ditemui di Ritz Carlton Ballroom, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Rosneft yang merupakan perusahaan Rusia telah lama mendapat sanksi akibat perang di Ukraina. Sanksi itu belakangan membuat keputusan FID untuk esekusi proyek beberapa kali harus diundur.

Meskipun demikian, Taufik menyebut bahwa proses tersebut masih dikerjakan oleh pihaknya dan Rosneft meskipun adanya sanksi yang didapatkan oleh perusahaan Rusia.

“Masih existing sekarang. Kita kan harus bahas sama holding ya soal strategic partner,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan proyek GRR Tuban yang dikerjakan Pertamina bersama dengan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft, belakangan mulai terdampak sanksi Uni Eropa dan pemerintah Inggris. 

Uni Eropa dan pemerintah Inggris makin agresif memberikan sanksi pada sisi hulu hingga hilir portofolio pengembangan bisnis migas yang berafiliasi dengan perusahaan asal Rusia.   

Arifin menuturkan, dampak sanksi terhadap Rusia itu membuat akses pada pendanaan, teknologi hingga jasa konstruksi kilang terkendala serius. Konsekuensinya, pengerjaan kilang yang masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN) itu masih relatif lamban hingga saat ini.   

“Kalau ini kan sanksi pendanaan, kemudian sanksi dari penyedia jasa seperti asuransi, peralatan, jadi memang terdampak,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (31/3/2023). 

Arifin mengatakan, kementeriannya telah berkoordinasi dengan Pertamina dan Rosneft untuk mencari jalan keluar atas kebuntuan akses pendanaan serta jasa konstruksi lainnya terkait dengan upaya percepatan pengerjaan kilang mendatang.  
Kendati demikian, dia masih enggan menerangkan potensi untuk mencari mitra baru pengganti Rosneft dalam proyek kilang baru tersebut.   

“Ya [dicarikan mitra lain], kita tunggu saja,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper